Esposin, KLATEN -- Satreskrim Polres Klaten masih menyelidiki kasus pembobolan rekening milik 53 nasabah Bank Jateng, Jumat (10/9/2021). Jumlah saksi yang dimintai keterangan dalam kasus tersebut telah mencapai 11 orang.
Pada sisi lain, kepolisian meyakini tak ada keterlibatan orang dalam Bank Jateng dalam kasus tersebut. Pembobolan rekening melalui skimming di mesin ATM dilakukan pihak eksternal.
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Kasatreskrim Polres Klaten, AKP Andriyansyah Rithas Hasibuan, mewakili Kapolres Klaten, AKBP Eko Prasetyo, mengatakan jumlah nasabah Bank Jateng yang melaporkan rekeningnya dibobol ada enam orang.
Baca Juga: Alhamdulillah! Dana Nasabah Bank Jateng Klaten Korban Skimming Sudah Dikembalikan
Jumlah kerugian yang dialami para pelapor bervariasi dari belasan juta rupiah hingga seratusan juta rupiah per pelapor. "Masih penyelidikan. Doakan saja, semoga segera terungkap. Jumlah pelapor hingga sekarang ada enam orang. Jumlah saksi yang telah dimintai keterangan 11 orang," katanya kepada Esposin, Jumat (10/9/2021).
Disinggung apakah pembobolan rekening milik nasabah Bank Jateng melibatkan orang dalam bank bersangkutan, AKP Andriyansyah Rithas Hasibuan, mengatakan model kejahatan tersebut dilakukan pihak eksternal.
Baca Juga: Selamat! Klaten Tengah Jadi Kecamatan Pertama yang Bebas Kasus Covid-19 di Klaten
Masih Diselidiki
"Jika sudah terungkap kami segera sampaikan semuanya. Ini masih diselidiki. Kalau seperti ini [skimming], tidak ada orang dalam dari bank. Ini dari pihak luar [pelaku pembobolan rekening]," katanya.Sebagaimana diketahui, sebanyak 53 rekening nasabah Bank Jateng di Klaten menjadi korban pembobolan orang tak bertanggung jawab, beberapa waktu lalu. Total kerugian, ditaksir Rp1,6 miliar.
Baca Juga: Selidiki Pembobolan Rekening Bank Jateng, Polres Cek ATM Depan Samsat Klaten
Aksi pembobolan rekening Bank Jateng bermodus skimming itu menggemparkan sejumlah aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemkab Klaten. Sebagian besar nasabah terdampak pembobolan itu berstatus ASN di Klaten.
Korban paling banyak dari kalangan pegawai Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten. "Kami juga belum dapat menyampaikan apakah modus dalam kasus ini skimming atau bukan. Kan masih kami selidiki lebih lanjut," kata AKP Andriyansyah Rithas Hasibuan.