Esposin, SOLO-Keraton Solo memberi gelar kebangsawanan kepada sejumlah 38 warga negara asing (WNA) di Sasana Hadrawina, Keraton Solo, Minggu (26/7/2015).
Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
Berdasarkan informasi yang diperoleh espos.id di lokasi, hampir semua penerima gelar kebangsawananan dari Keraton Solo merupakan warga negara Malaysia, tepatnya 37 orang. Mereka merupakan pengusaha-pengusaha yang tergabung di dalam organisasi Malaysia, Tiongkok, Indonesia Muslim Cultural and Ecotrade. Sedangkan satu orang sisanya adalah bangsawan asal Inggris.
Pengageng Sasana Wilapa Keraton Solo, G.K.R. Wandansari atau akrab disapa Mbak Moeng, mengatakan pemberian gelar kebangsawananan kepada 38 WNA sebagai bentuk upaya memperkuat kerja sama antarnegara. Dia menjelaskan secara tidak langsung penerima gelar kebangsawanan memanggul tanggung jawab sebagai kerabat Keraton Solo yang selalu memegang teguh adat istiadat.
"Apa yang kita lakukan hari ini adalah melanjutkan kehendak Ayahanda PB XII yang mengawali persahabatan antarnegara di dunia. Persahabatan itu dilandasi dengan kehidupan budaya," kata Wandansari saat menyambut kehadiran 38 WNA yang datang bersamaa kerabat atau anggota keluarga masing-masing, Minggu.
Wandansari menyampaikan Keraton Solo ingin mengajak segenap anak bangsa dan berbagai kalangan di seluruh dunia untuk bersama-sama memperhatikan pelestarian budaya. Tidak dimungkuri, menurut dia, kehidupan umat manusia berakar pada kebudayaan.
Wandansari menyampaikan bentuk kerja sama yang dibangun Keraton Solo dengan warga negara lain juga sebagai upaya untuk melestariakn budaya.
"Kita harus melestarikan budaya adi luhung yang diwariskan para leluhur. Keraton Solo sudah bersahabat dan bekerja sama dengan negara lain untuk mengembangkan budaya," jelas Wandansari.
Salah satu penerima gelar kebansawananan yang berasal dari Inggris, H.R.H. Sir Ricky Nathaniel, merasa terhormat mendapat gelar KRRA/SPMP dari Keraton Solo. Dia tidak menampik pemberian gelar sebagai salah satu pengikat secara emosional dengan Keraton Solo khususnya dan Indonesia umumnya. Ricky mengaku sudah menyusun rencana untuk membantu pembangunan infrastruktur di Indonesia.
"Di sini kami mendapat gelar. Kami juga menjalin kerja sama bisnis dengan Keraton Solo khususnya dan Indonesia pada umumnya. Ada proyek terkait pengelolaan air yang perencanannya membutuhkan waktu lama, yakni sekitar 35 tahun. Memang tidak hanya di Keraton Solo, tapi di berbagai daerah di Indonesia," kata Ricky dengan dalam bahasa Inggris.