Esposin, BOYOLALI—Pelonggaran kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Kabupaten Boyolali memicu terjadinya kenaikan kecelakaan lalu lintas. Hal ini lantaran terjadi peningkatan mobilitas di Kabupaten Susu.
Data yang dihimpun Esposin menunjukkan jumlah kecelakaan meningkat pada Mei-Juli 2021 sebanyak 211 kasus menjadi 227 kasus pada Agustus-Oktober. Peningkatan jumlah kecelakaan ini linier dengan penambahan korban luka ringan dari 231 orang menjadi 301 orang. Sedangkan, jumlah kasus meninggal dunia turun dari 29 orang menjadi 23 orang.
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
“Jumlah kecelakaan naik 7,5 persen dari triwulan sebelumnya. Pada Mei-Juli jumlahnya 211 kasus,” kata Kasat Lantas Polres Boyolali, AKP Yuli Anggraeni, saat ditemui wartawan di kantornya, Kamis (11/11/2021).
Baca Juga: Musim Hujan Tiba, Desa-Desa di Klaten Selatan Wajib Waspada
Menurut Yuli, peningkatan jumlah kecelakaan ini dipicu oleh pelonggaran kebijakan PPKM di masyarakat. Saat ini Boyolali berstatus Level 2. Kondisi ini membuat mobilitas masyarakat kembali terkerek.
“Di Boyolali dulunya nihil [saat pengetatan PPKM]. Sekarang satu hari bisa 2-3 kejadian kecelakaan. Tingkat fatalitas bervariasi mulai dari luka ringan hingga meninggal dunia,” sambung dia.
Polres Boyolali juga menggelar Operasi Zebra Candi 2021 yang dimulai pada 15-28 November 2021. Operasi ini menitikberatkan sasaran pada potensi gangguan yang menyebabkan kecelakaan, kemacetan, dan penyebaran Covid-19. Operasi ini bersifat preemptive dan preventif yang humanis dan simpatik.
Baca Juga: Tabrak Mobil Berhenti di Jalan Solo-Semarang, Warga Teras Meninggal
“Dalam operasi tidak ada penilangan manual. Tapi penindakan kegiatan yang berpotensi kecelakaan lalu lintas dan gangguan tetap dilakukan tilang menggunakan Kamera Portabel Penindakan Pelanggaran Kendaraan Bermotor (Kopek) atau Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE).