Esposin, SRAGEN--Sembilan tanaman langka dikembangkan di wilayah Plupuh. Tanaman langka itu ditanam siswa SMAN 1 Plupuh bekerja sama dengan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Sragen, Jumat (18/3/2016).
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Kepala SMAN 1 Plupuh Sukarno mengatakan sembilan tanaman langka tersebut adalah gayam, pronojiwo, gaharu, cendana, kenari, kepel, namnam, malabar dan saputangan. ”Di antara sembilan tanaman langka itu, jenis gaharu dan cendana adalah tanaman yang paling jarang dijumpai sekarang. Populasinya sudah banyak yang punah sehingga perlu dilestarikan,” jelas Sukarno saat ditemui Esposin di SMAN 1 Plupuh, Jumat.
Tanaman cendana dan gaharu, kata Sukarno, berasal dari daerah Banyuwangi dan kawasan NTT. Jenis tanaman cendana dan gaharu bernilai ratusan juta rupiah perbatangnya. Keistimewaan dua jenis tanaman ini terletak pada aromanya yang wangi.
”Wangi aroma cendana itu bisa digunakan untuk mengusir binatang buas. Sementara wangi aroma gaharu itu seperti dupa yang biasa digunakan untuk terapi kesehatan dan bahan kosmetik,” terang Sukarno.
Selain tanaman langka, siswa SMAN 1 Plupuh juga mengembangkan tanaman buah. Beberapa di antaranya adalah kelengkeng, sirsak, matoa, nangka dan lain-lain. Sejumlah tanaman turus seperti trembesi dan sengon juga dikembangkan di pinggir jalan. ”Hari ini kami menanam 600 batang pohon di jalan di depan sekolah. Bulan lalu, kami juga menanam 600 batang pohon di jalan Plupuh-Sambirejo. Masih ada 800 batang pohon yang akan di tanam di lingkungan sekolah. Jadi, total ada sekitar 2.000 batang pohon yang ditanam,” paparnya.