Esposin, KARANGANYAR--Ade Suwarjo, Pemilik toko dan pabrik kasur Syifa Collection Jalan Nusa Indah No. 1 A Perum Palur, Desa Ngringo, Kecamatan Jaten terlihat masih sangat syok saat melihat puing-puing sisa kebakaran yang melalap habis toko miliknya pada Selasa (6/5) lalu. Tak ada yang mengira toko serta pabrik tersebut akan terbakar habis.
Rabu (7/5/2014) sekitar pukul 10.00 WIB, ia bersama keluarganya berada lokasi dan berusaha memasuki areal toko untuk mencari barang-barang yang kemungkinan masih bisa diselamatkan. Namun ternyata tak ada sedikitpun barang yang berhasil diselamatkan. Semua barang produksi ludes tak tersisa.
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
Sedih dan syok. Begitulah yang nampak pada raut wajah Ade saat melihat kondisi toko tersebut. Dirinya bahkan tak banyak berkomentar ketika Espos mencoba mewawancarainya. Ade mengaku hanya bisa pasrah atas musibah yang menimpanya. “Kami tidak tahu kalau kondisinya akan seperti ini. Kami semua masih syok,” ujarnya.
Berbeda dengan kondisi istrinya, Sixta Madubala yang selalu berada disamping Ade. Ia hanya bisa meratapi toko sekaligus pabrik miliknya yang sudah ludes dilalap si jago merah. Sixta mengatakan kondisi toko miliknya saat kebakaran dalam kondisi ramai. Saat itu proses produksi kasur, bantal, guling serta boneka tengah berjalan. Seperti hari-hari biasanya, Sixta menuturkan para karyawan bekerja untuk memenuhi pesanan toko-toko.
“Hari itu memang rencananya setor barang ke toko-toko di wilayah Soloraya. Tapi apa daya, namanya musibah ya kami harus iklas dan jalani,” tuturnya.
Hingga kini, pihaknya tidak mengetahui secara pasti penyebab kebakaran. Namun dugaan sementara penyebab kebakaran berasal dari mesin penggilingan kain yang konsleting. Kerugian mencapai ratusan juta rupiah. Mengingat ada ratusan kasur, bantal dan guling serta boneka yang siap kirim ke toko-toko ikut ludes terbakar.
Sixta mengatakan sudah mulai membersihkan sisa-sisa puing kebakaran. Pihaknya bahkan segera melakukan produksi kembali untuk memenuhi pesanan yang ada. Proses produksi sementara akan dilakukan di halaman rumah yang berada di samping pabrik.
“Kebetulan ini rumah saudara, jadi sementara kami akan produksi di sini. Produksi dengan seadanya, seperti dulu saat kami merintis dari awal. Yang penting bagaimana karyawan tidak lama menganggur,” tuturnya.