Esposin, SOLO--Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Solo merenovasi gedung lantai II Pasar Kembang, Sriwedari, dengan anggaran senilai Rp200 juta. Rencananya, lantai dua pasar tersebut akan dimanfaatkan untuk pasar seni yang menjual barang-barang kesenian.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Pantauan Esposin di Pasar Kembang, Senin (23/11/2015), lantai dua pasar tersebut sudah diperbaiki. Saat ini, lantai dua pasar tersebut ditutup dengan pagar, sehingga pengunjung tidak bisa masuk. Di lantai II itu tidak dibangun kios, namun hanya los untuk berjualan.
Kepala DPP Solo, Subagiyo, mengatakan selain lantai II Pasar Pucangsawit yang diubah menjadi Creative Space Cangwit, lantai II Pasar Kembang akan diubah menjadi pasar seni. Konsep bangunan dan barang yang dijual di dua pasar tersebut berbeda.
Menurut dia, di Creative Space Cangwit lebih fokus pada penjualan barang-barang kreatif dan kuliner. Namun, di pasar seni Pasar Kembang lebih fokus pada barang-barang seni.
Subagiyo menyampaikan untuk merenovasi pasar tersebut menghabiskan anggaran senilai Rp200 juta. “Saat ini renovasi pasar sudah selesai. Konsepnya memang berbeda,” ujar dia kepada Esposin.
Dia menambahkan pembangunan pasar seni tersebut untuk memanfaatkan bangunan Pemkot yang lama tidak dipakai. Selama ini, lantai II Pasar Kembang tidak dimanfaatkan pedagang untuk berjualan.
Lebih lanjut, sebenarnya selain Pasar Pucangsawit dan Pasar Kembang masih ada satu pasar lagi yang akan direnovasi yakni Pasar Gede. Direncanakan, sisi bagian barat Pasar Gede akan diubah sebagai galeri Pasar Solo. Tetapi, DPP sampai saat ini masih menghitung anggaran yang dibutuhkan untuk membangun galeri itu.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pasamuan Pasar Tradisional Surakarta (Papatsuta), Wiharto, menegaskan sejauh ini Papatsuta tidak pernah diajak membahas konsep pasar kreatif yang digagas Pemkot. Dia menganggap kebijakan perubahan dua pasar tradisional menjadi pasar seni dan pasar kreatif itu kebijaka sepihak.