Esposin, SOLO — Cangwit Creative Space yang menempati bangunan lantai II Pasar Pucangsawit Jebres terus berbenah. Dalam waktu dekat, pengelola pasar kreatif perdana di Kota Bengawan ini bakal menggeber promosi untuk menggaet lebih banyak pengunjung.
Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
Pengelola Cangwit Creative Space, Miftah Farid Widagdo, mengemukakan kunjungan pengunjung selama sebulan lebih beroperasi relatif stabil. “Pengunjung yang datang pada hari biasa mencapai 50 orang. Setiap akhir pekan pengunjung melonjak menjadi 200 orang,” terangnya saat berbincang dengan
Miftah menyebutkan salah satu program yang bakal digeber pada 2016 adalah menarik lebih banyak pengunjung ke ruang kreatifnya. “Awal kami buka, tenant baru terisi 19. Saat ini sudah 22 yang buka. Kalau sudah penuh 26 penyewa, kami mulai geber promosi setiap tenant lewat media sosial dll.,” papar dia.
Selain menggeber promosi, Miftah menuturkan program lain yang sedang disiapkan adalah penyelenggaraan pelatihan pengelolaan bisnis internal bagi penyewa lapak di Cangwit Creative Space.
“Januari ini kami jadwalkan workshop hospitality. Selain itu kami juga akan bekali pengusaha muda di sini dengan pelatihan finansial, desain, sampai branding. Kebanyakan penyewa start up yang masih butuh pengalaman pengelolaan bisnis,” jelas dia.
Terkait penyelenggaraan sejumlah acara pada akhir pekan maupun bulanan di pasar kreatifnya, Miftah mengatakan saat ini sejumlah komunitas hingga kampus mulai melirik tempatnya sebagai ruang publik.
“Sejak awal kami sudah mendapatkan dukungan dari komunitas film, musik, dll. Baru-baru ini ada pengajuan kegiatan pameran tugas akhir fotografi dari kampus ISI dan gathering komunitas Hipwee,” beber dia.
Disinggung soal dukungan fasilitas pasar kreatif sebagai ruang publik, Miftah mengaku saat ini pihaknya belum bisa memenuhi kebutuhan meja dan kursi bagi 200 pengunjung yang setiap akhir pekan memadati Cangwit Creative Space.
“Kami masih mengupayakan ketersediaan meja dan kursi. Selama ini kami memanfaatkan meja dan kursi hasil patungan penyewa. Jumlahnya baru 40. Masih kurang banyak. Sementara kami maksimalkan fasilitas yang ada,” ujar dia.
Sementara itu, pengamat ekonomi kreatif dari UNS Solo, Ahmad Adib, menyebut keberadaan pasar kreatif di Solo bakal berkontribusi mendukung gereget Solo Kota Kreatif.
“Tapi itu tergantung pengelolanya. Kalau dikelola dengan baik, ekonomi kreatif dan dampak multiplier bisa dirasakan,” jelasnya.
Akademisi Desain Komunikasi Visual ini mengemukakan salah satu kesuksesan pengelolaan pasar kreatif terletak pada branding dan segmentasi target pemasaran yang jelas.
“Jangan sampai pasar kreatif yang ada cuma ikut-ikutan. Karakteristik setiap pasar berbeda. Segmentasi tentunya juga berbeda. Ini harus digarap betul kaitannya dengan keberadaan penyewa, jenis dagangan, sampai interior,” bebernya.
Adib mengapresiasi wacana pemerintah membuka sejumlah pasar kreatif di Solo pada 2016. “Harapan saya, pengelola tidak lantas saingan tapi justru berkoordinasi dan saling mendukung agar bisa memajukan kota,” pesan dia.