Mereka tetap berjualan di rumah masing-masing selama pasar ditutup menyusul dua pedagang positif Covid-19.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
Berdasar pantauan Esposin di lapangan, tiga pintu masuk Pasar Gemolong yang berada di sisi utara, timur dan selatan sudah ditutup dengan teralis besi. Puluhan kios yang berada di bagian tepi pasar juga sudah ditutup rapat.
Sebagian pedagang memasang selebaran bertuliskan toko tersebut pindah ke tempat lain. Mereka juga mencantumkan nomor telepon yang bisa dihubungi.
Pak Rudy Judheg, Kasus Positif Covid-19 Solo Naik 100% Lebih dalam Sepekan
Ada juga pedagang Pasar Gemolong Sragen juga memindah toko ke rumah. Mereka juga melayani pembelian barang melalui COD atau lewat aplikasi Gosend.
“Walau pasar ditutup, para pedagang tetap berusaha menjual dagangan mereka. Mereka tidak mau kehilangan pelanggan. Makanya, mereka memasang pengumuman di kios mereka yang telah ditutup supaya pelanggan mereka tidak kebingungan mencari,” terang Kasubag Prencanan Evaluasi dan Pelaporan, Disperindag Sragen, Aan Suyitno.
Tutup Sementara
Ketua III Paguyuban Pedagang Pasar Gemolong, Sarjono, mengatakan sedianya Pasar Gemolong ditutup sejak Selasa (21/7/2020). Akan tetapi, para pedagang bernegosiasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) supaya penutupan pasar bisa ditunda sehari yakni Rabu pukul 00.00 WIB. Alasannya, cukup banyak pedagang yang menyiapkan barang dagangan untuk dijual pada Selasa.“Seperti pengrajin tempe, kalau tempe sudah siap dijual ya harus segera dijajakkan. Kalau pasar ditutup pada Selasa, mereka sudah pasti kebingungan untuk menjual tempe itu. Makanya kami minta kelonggaran sehari sebelum pasar ditutup sementara,” jelas Sarjono kepada Esposin, Rabu.
Hiii… Ada Penampakan Hantu, Rumah Sehat Corona di Sukoharjo Angker?
Sarjono menjelaskan sebagian besar pedagang memilih menghentikan aktivitas penjualan sejak Pasar Gemolong Sragen ditutup. Mereka memilih berdiam diri di rumah sehingga praktis tidak mendapat pemasukan.
Selama pasar ditutup para pedagang juga tidak mendapatkan konpensasi berupa bantuan dari Disperindag Sragen.
“Hampir semua pedagang menghentikan aktivitas berjualan. Mereka harus sabar selama pasar masih ditutup. Ada sebagian pedagang yang memindah lokasi jualan di lokasi lain atau rumah. Tapi itu hanya sebagian kecil,” terang Sarjono.
Kisah Suroto Magelang, 10 Tahun Kurung Diri di Kamar Sejak Erupsi Merapi Tak Pernah Mandi