SOLO -- Aktivitas Pasar darurat Pasar Elektronik, Pakaian dan Besi (Elpabes) terganggu menyusul belum terpasangnya aliran listrik di pasar tersebut. Pedagang elektronik bahkan terpaksa menggunakan setrum aki motor untuk jual beli barang.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
Berdasarkan pantauan, Senin (20/5/2013), pedagang Pasar Elpabes mulai boyongan dan menempati kios di Pasar Darurat yang terletak di sepanjang Jl Syamsu Rizal dan Jl Nias. Penempatan pasar darurat sudah dilakukan sejak Sabtu (18/5/2013) lalu. Sebagian pedagang masih terlihat menata barang dagangan.
Sementara pedagang lainnya masih memilih belum beroperasi. Utamanya pedagang yang menjajakan dagangan elektronik. Mereka memilih tak beroperasi lantaran belum ada aliran listrik.
“Sudah pindah ke pasar darurat tapi sampai sekarang listrik belum nyala,” keluh pedagang elektronik, Slamet ketika dijumpai Esposin tengah menata barang dagangan di kiosnya.
Slamet menuturkan belum mengetahui pasti kapan aliran listrik akan terpasang. Kondisi ini menyebabkan kios gelap. Kecuali, imbuh dia, pada siang hari terbantu ada sinar matahari yang menyinari bangunan kios darurat. Padahal pedagang sudah menempati kios darurat.
“Kalau tidak ada listrik ya susah. Jualannya elektronik terus kalau mau dicoba bagaimana? Tidak ada aliran listriknya. Sebagian jadi masih pilih tutup,” katanya.
Senada diungkapkan pedagang lain, Tuk yang terpaksa menggunakan setrum aki motor untuk aktivitas jual beli elektronik. Dia mengaku tidak bisa berbuat banyak ihwal persoalan listrik tersebut. Pihaknya berharap aliran listrik segera terpasang.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pada tahun ini Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menggelontorkan Rp8,9 miliar untuk pembangunan Pasar Elpabes. Rencananya, pasar dibangun tiga lantai, yakni lantai basement, dasar dan lantai II. Jumlah kios darurat ada sebanyak 160 unit, terdiri atas pedagang besi, elektronik dan pakaian.