Esposin, SOLO -- Monumen Pers Nasional Solo menggelar Pameran Usada, Seni Penyembuhan Tradisional yang menampilkan berbagai produk jamu dan minuman tradisional. Pameran yang dibuka pada Senin (23/5/2022) itu akan berlangsung hingga Selasa (31/5/2022) setiap pukul 09.00 WIB-15.00 WIB.
Dalam pameran itu, pengunjung bisa menjajal berbagai produk jamu dan minuman tradisional, serta belajar mengenai seni penyembuhan tradisional melalui webminar, workshop dan sebagainya. Pameran dibuka oleh Kepala Biro Kepegawaian Kementerian Kominfo, Imam Suwandi, dengan pemotongan pita.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Sebelumnya Imam memberikan sambutan di Gedung Induk Monumen Pers. Setelah pembukaan, acara dilanjutkan dengan tour keliling stand mulai dari pengenalan rempah-rempah seperti kunir, jahe, temulawak, hingga teknik dan metode pembuatan jamu.
“Serangkaian acara mulai dari pameran, webminar, workshop, dan semuanya gratis tidak dipungut biaya. Jadi mangga yang mau berpartisipasi bisa langsung mendaftar di link yang tersedia,” ujar Imam.
Webminar Konservasi dengan tema Penggunaan Bahan Alam Dalam Konservasi Koleksi pada pameran jamu di Monumen Pers Solo itu dilaksanakan pada Senin (23/5/2022). Selain webminar juga akan diselenggarakan Workshop Kuratorial bertema Digitalisasi Koleksi Museum pada Selasa (24/5/2022).
Baca Juga: Dari Relief Candi Borobudur, Jamu Bersolek Menuju Warisan Budaya Dunia
Selain itu, pengunjung juga diperkenankan mencicipi jamu yang sudah diracik secara gratis. Bukan hanya jamu yang siap minum, tetapi juga jamu dalam kemasan sachet yang bisa diseduh di rumah. Di tengah-tengah stand juga dipamerkan tumbuhan rempah-rempah dari jahe, kunyit, kencur, hingga daun sirih.
Pengetahuan dan Referensi
Salah satu pengunjung, Firdayanti, 28, mengatakan konsep pameran jamu di Monumen Pers ini berbeda dibanding yang lain dan masih jarang di Solo. “Unik, jarang yang ngadain pameran jamu, bisa buat pengetahuan dan referensi. Apalagi sekarang sudah canggih, obat-obatan tradisional seperti beras kencur, kunyit asam sudah hampir enggak pernah ditemuin,” paparnya saat diwawancarai Esposin.Pengunjung lain, Rahma, 30, mengapresiasi pameran yang diselenggarakan Monumen Pers Nasional ini. Dia berharap dengan adanya pameran ini dapat membuat masyarakat mau untuk minum jamu.
Baca Juga: Senangnya, Pemudik di Rest Area di Kartasura Sukoharjo Dapat Jamu
“Yang pertama tentu apresiasi penuh dengan adanya pameran ini, memamerkan beraneka ragam jamu, tumbuhan-tumbuhan yang berfungsi sebagai obat, bahkan di sekeliling kita. Kita bisa menanamnya dan mengolahnya, tentunya bebas dari pengawet dan aman. Harapannya semoga masyarakat mau minum jamu tradisional, karena sudah banyak yang melupakannya,” ucapnya.
Berdasarkan pantauan Esposin, pagi itu pengunjung cukup ramai. Beberapa pengunjung tak segan mencicipi jamu yang siap minum di stand yang tersedia.