Esposin, SOLO -- Paguyuban PKL Car Free Day Solo mengusulkan konsep CFD dikembalikan seperti semula, yakni tanpa zonasi untuk pedagang. Pedagang bisa berjualan di jalur lambat dan city walk Jl Slamet Riyadi.
Ketua Paguyuban Srikandi, Imam Solichin, menjelaskan ada sekitar 1.300 pedagang yang terdata di beberapa paguyuban. Namun, jumlah seluruh pedagang lebih dari itu sebab ada pedagang yang tidak menjadi anggota paguyuban mana pun.
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
“Di zonasi jumlahnya bisa dilogika kalau tempatnya terbatas jelas enggak menampung semua,” katanya saat diwawancarai Esposin, Kamis (12/5/2022).
Selain itu, lanjutnya, zonasi PKL dikhawatirkan membuat para pengunjung tidak bisa menikmati CFD Solo karena harus berpindah-pindah tempat yang lebih jauh dibandingkan kondisi lapak CFD sebelumnya.
“Misalkan yang makan ke Loji Gandrung lalu melihat pakaian ke timur. Misalkan di Luwes. Kalau dulu sekali jalan sudah ada makanan dan minuman,” jelasnya.
Baca Juga: CFD Solo Dibuka Lagi, Gibran Pastikan Semua PKL Bakal Dapat Tempat
Menurutnya, setiap pedagang bisa meraup omzet Rp200.000 sampai sekitar Rp1 juta selama empat jam berjualan di CFD Solo. Pedagang bisa berkontribusi menggerakkan ekonomi Kota Solo sehingga usulannya perlu didengar.
“Kalaupun ada kekurangan mengenai kebersihan penataan bisa didiskusikan dengan PKL. Kami PKL ada wadahnya kenapa itu enggak diundang, dilibatkan,” paparnya.
Sebagai informasi, Pemkot Solo bakal melakukan uji coba CFD Solo untuk kali pertama semenjak pandemi Covid-19 merebak, Minggu (15/5/2022). Pemkot sedang mematangkan rencana pelaksanaan uji coba tersebut.
Baca Juga: CFD Solo Dibuka Lagi 15 Mei, Pemkot Solo: Slamet Riyadi Clear dari PKL
Kepala Dinas Pedagangan Kota Solo, Heru Sunardi, saat diminta konfirmasi mengenai teknis uji coba CFD Solo mengatakan akan memberikan statement kepada wartawan pada Jumat (13/5/2022) pagi.