Solo (Espos)--Bagian Taman Balekambang Solo sisi timur yang sebelumnya terbuka lantaran temboknya runtuh Senin (15/3) lalu, kembali ditutup oleh pihak pengelola.
Langkah tersebut untuk mengamankan lima ekor rusa yang selama ini dibiarkan berkeliaran di dalam taman seluas 9,8 hektare itu. Berdasar pengamatan Espos Jumat (19/3), pemasangan pagar dari anyaman bambu telah rampung. Namun bagian pintu gerbang yang sebelumnya ikut roboh, belum ditutup.
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Justru rekahan tanah di konstruksi penyeberangan saluran pembuangan dengan lebar sekitar dua meter, semakin melebar. Dikhawatirkan, rekahan semakin lebar dan ambrol mengingat masih tingginya curah hujan yang berisiko menyebabkan genangan air di dalam Taman Balekambang. Sebab sebelumnya akibat hujan deras, genangan air di dalam kompleks taman mencapai satu meter.
Besarnya tekanan genangan air tersebut yang diyakini Dinas Pekerjaan Umum (DPU) sebagai penyebab tembok taman runtuh. Ditambah lagi, pengelola taman mempertanyakan konstruksi tembok terlalu tipis dan bagian fondasi tidak ditanam dalam di tanah. Seperti disampaikan Kepala UPTD Kawasan Wisata dan Maliawan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Solo, Endang Sri Murniyati, saat ditemui Espos.
Menurut dia, pemasangan pagar darurat dari bambu menggunakan dana kucuran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar). Pemasangan pagar dilakukan segera untuk mencegah hewan rusa keluar kompleks taman. Selain itu untuk mencegah hilangnya aset atau sarana dan prasarana taman.
"Saat ini pembuatan pagar sudah rampung. Sementara menggunakan pagar bambu sembari menunggu anggaran pembuatan tembok baru," katanya. kur