Esposin, SOLO--Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo yang dilaporkan hilang, bertambah satu orang. Mahasiswa tersebut bernama Jagis Rama Wijaya, mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Kimia Fakultas Teknik (FT), Angkatan 2010.
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
Wakil Dekan (WD) III FT UNS, Eko Pujiyanto, saat dimintai konfirmasi wartawan, Rabu (20/1/2016), mengakui hal itu. Namun Eko menyatakan belum bisa memastikan apakah hilangnya Jagis berkaitan dengan aktivitas organisasi masyarakat (ormas) Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).
Eko menjelaskan orang tua Jagis telah melaporkan hilangnya yang bersangkutan kepada pihak UNS. Menurut keterangan ibu Jagis, Jagis hilang sejak sekitar akhir November 2015 lalu.
"Laporan tersebut disampaikan orang tua Jagis, yaitu ibunya, kepada Kepala Prodi (Kaprodi) Teknik Kimia. Menurut keterangan ibunya, Jagis menghilang sejak akhir November lalu, dihubungi lewat handphone-nya juga tidak bisa, tetapi diketahui ada aktivitas pada ATM-nya di wilayah Solo-Jogja," beber Eko.
Namun saat melaporkan hilangnya Jagis, lanjutnya, ibu Jagis tidak yakin ada kemungkinan keterkaitan Jagis dengan aktivitas Gafatar. "Kami juga belum bisa menyimpulkan (hilangnya Jagis terkait Gafatar). Sebab Ibu Jagis saat melapor memang tidak mengungkapkan adanya kemungkinan tentang itu, dan ibunya juga tidak yakin anaknya terlibat aktivitas ormas tersebut," terangnya.
Namun menurut Eko, jika dilihat dari kronologi hilangnya mahasiswa Semester IX tersebut, hampir sama seperti yang dialami oleh para korban organisasi Gafatar.
“Hilangnya Jagis ini hampir sama seperti korban organisasi Gafatar, yakni akhir November dan tidak bisa dihubungi melalui handphone-nya. Tapi untuk kepastiannya, kami belum berani menyimpulkan,” ungkapnya.
Sementara terkait nasib dua mahasiswi FT UNS yang juga dilaporkan hilang, Silvi Nurfitriani dan Finda Amalia Ma'ruf, Eko mengaku pihaknya terus berkoordinasi dengan tim di Jogja dan Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum Universitas Islam Indonesia (LKBH UII) Jogja untuk menelusuri keberadaan mereka.
Menyusul pembakaran camp Gafatar di Monton Panjang, Dusun Pangsuma, Desa Antibar, Mempawah Timur, Kalimantar Barat, pihaknya belum mendapatkan informasi tentang kepulangan kedua mahasiswanya itu.
"Kami masih terus berkoordinasi dengan tim di Jogja, salah satunya dengan kakak Silvi, untuk menelusuri keberadaan Silvi, dan juga Finda. Memang ada satu orang korban dari Jogja yang rencananya dipulangkan dari sana (Mempawah Timur), tapi terkait kabar Silvi ataupun Finda, sejauh ini memang belum ada informasi terbaru tentang keduanya," jelas dia.