Esposin, SRAGEN -- Berniat hendak mencari rumput, Parmin, 55, warga Ngebung, Kalijambe, Sragen, secara tidak sengaja menemukan fosil kepala kerbau purba. Fosil itu ditemukan di sebelah barat Monumen Triangulasi.
Teknisi Pelestarian Cagar Budaya dari Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran, Minto, mengatakan fosil kepala atau cranium dari hewan purba itu kali pertama ditemukan Parmin pada Senin (30/3/2020) sore hari.
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Pada saat menuruni tebing, petani Sragen itu mendapati ujung dari tanduk fosil kepala kerbau. Ia kemudian melaporkan temuannya itu ke BPSMP Sangiran.
"Pada 31 Maret, dilakukan eksekusi atau penggalian tanah. Pada awalnya kami mengira itu fosil gading gajah purba karena yang nampak hanya ujungnya [tanduk]. Saat dilakukan penggalian, ternyata itu adalah fosil kepala kerbau,” jelas Minto kepada Esposin, Jumat (24/4/2020).
7 Mobil Parkir di Bandara Soetta Bertahun-tahun, Tarifnya Hampir Rp1 M
Proses penggalian dilakukan secara perlahan selama beberapa hari. Lantaran berada di tebing sungai, tim melakukan ekskavasi dengan menggali tanah hingga kedalaman sekitar 3-4 meter dari permukaan tanah.
Lokasi penggalian fosil yang diperkirakan berusia sekitar 700.000 tahun itu berada di medan yang cukup berat untuk dijangkau. Selain berada berada di tebing atau jurang, tim harus menuruni jalan setapak melewati perbukitan yang dipenuhi tanaman jati.
"Lingkungan sekitar berupa ladang pertanian dan kebun jati. Medan cukup berat kerena berada di tebing atau jurang. Karena ukuran fosil cukup besar, kami membuka tanah pada bagian atas," ucap Minto.
Sekadar catatan, masyarakat diperbolehkan merawat benda cagar budaya secara mandiri sesuai amanat UU No. 11/2010 tentang Cagar Budaya. Bila fosil itu diserahkan kepada BPSMP Sangiran, penemunya akan mendapatkan kompensasi.
Namun, Minto belum bisa memastikan berapa kompensasi yang didapatkan Parmin setelah menyerahkan fosil itu ke BPSMP Sangiran.