Esposin, SOLO -- Kebun binatang TSTJ (Taman Satwa Taru Jurug) atau Jurug Solo Zoo yang baru saja meraih penghargaan TOP BUMD Award 2022 Bintang 4 ternyata pernah rugi hingga Rp1,5 miliar.
Hal itu terjadi pada 2020 saat pandemi Covid-19 mulai merebak dan objek wisata itu sering harus ditutup untuk pengunjung. Pada 2021, pengelola kebun binatang itu berhasil membalikkan keadaan dan mencetak laba Rp151 juta.
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Direktur Utama TSTJ Solo, Bimo Wahyu Widodo, menjelaskan TOP BUMD Awards merupakan kegiatan penghargaan sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan tertinggi yang diberikan kepada BUMD/CEO BUMD/Pembina BUMD (kepala daerah) di Indonesia.
Baca Juga: Mantap Lur, TSTJ Solo Dan Gibran Raih Penghargaan TOP BUMD Awards 2022
Menurutnya, penghargaan diberikan kepada BUMD yang dinilai berhasil meningkatkan kinerja keuangan dan bisnisnya. Selain itu juga meningkatnya pelayanan kepada konsumen dan masyarakat umum serta meningkatnya kontribusi yang signifikan terhadap pengembangan bisnis dan investasi di daerah.
Bimo mengatakan catatan juri yang disampaikan pada puncak penghargaan di Hotel Raffles Jakarta, Rabu (24/4/2022), BUMD dan sektor pariwisata adalah sektor yang paling terdampak pandemi Covid-19.
Baca Juga: Sedekah Satwa, Ajak Berbagi saat Ramadan Bantu Pakan Hewan di TSTJ Solo
Namun, dengan kesigapan dan inovasi pengelola mampu meredam tantangan yang ada. “Ke depan menjadi tantangan supaya menjadi lebih baik dalam tata kelola dan pelayanan,” paparnya.
Berdasarkan data yang diperoleh Esposin dari laporan kinerja TSTJ, sejak 2016 kebun binatang di Kota Solo itu hampir selalu mencatatkan laba. Laba paling tinggi dicatatkan pada 2018 yang mencapai Rp1,487 miliar.
Baca Juga: Ini Dia Investor TSTJ Solo, Ternyata Pemilik Taman Safari Indonesia!
Hanya pada 2020, BUMD Pemkot Solo itu mencatatkan kerugian hingga Rp1,5 miliar. Berikut data laba/rugi pengelolaan TSTJ Solo:
2016: laba Rp234.766.000 2017: laba Rp1.081.902.000 2018: laba Rp1.487.703.000 2019: laba Rp515.683.000 2020: rugi Rp1.528.224.000 2021: laba Rp151.138.000