Sehari-hari waktu Mbah Dinah, 60, lebih banyak dihabiskan untuk bekerja sebagai buruh industri batik di Kampung Laweyan, Solo. Canting, lilin malam, dan lembaran kain sudah menjadi sahabat Mbah Dinah sejak muda. Kesibukan Mbah Dinah sebagai buruh membuatnya tak sempat berfikir untuk membuang kejenuhan barang sejenak. Jangankan berfikir caranya mendapatkan liburan panjang, untuk menikmati nuansa mengelilingi Kota Solo dari atas bus tingkat wisata Werkudara hanya menjadi angan yang pernah terlintas di benak Mbah Dinah.
Promosi Gaet Vidi Aldiano, BRI Edukasi Masyarakat Hindari Modus Penipuan Lewat Lagu
Atas ajakan Rotary Club Solo Kartini, kini Mbah Dinah sudah bisa merealisasikan angannya. Bersama dengan sekitar 30 wanita multiprofesi, Mbah Dinah pun bisa menikmati nuansa mengelilingi Kota Solo dari balik bus tingkat wisata Werkudara, Rabu (20/4/2011). Mbah Dinah mengaku tidak menyangka bisa merealisasikan angannya naik moda transportasi wisata yang menjadi ikon baru Kota Solo tersebut.
“Keinginan itu tetap ada. Tetapi saya tak pernah berpikir bagaimana caranya. Syukurlah ada Rotary Club yang mengajak saya naik bus tingkat yang sudah ramai diperbincangkan ini,” tutur Mbah Dinah saat ditemui wartawan di sela-sela kegiatan.
Keliling Kota Solo dengan bus tumpuk wisata Werkudara itu mengambil start di halaman Museum Batik Kuno Danar Hadi – Bunderan Gladak - Loji Wetan – Baturono – Bunderan Baron – Simpang Tiga Purwosari – dan kembali ke Museum Batik Kuno Danar Hadi. Selain para buruh industri batik, kegiatan itu juga diikuti wanita multiprofesi seperti penjual jamu gendong, abdi dalem Keraton, pengamen, pedagang gorengan, dan lain-lain.
mkd