BOYOLALI--Suplai air irigasi Waduk Bade, di Kecamatan Klego, Boyolali terhadap sejumlah lahan pertanian di Kecamatan Andong tak berjalan efektif. Akibatnya, lima desa di Andong tak kebagian air saat musim tanam (MT) II.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Lima desa itu adalah Andong, Mojo, Kacangan, Pakang dan Semawung. Ironisnya, kondisi itu hingga memicu para petani memanfaatkan saluran irigasi sebagai lahan bercocok tanam mengingat suplai air tak bisa diharapkan sampai ke daerah pertanian disana. Padahal menurut data UPTD Pertanian setempat, lima desa itu tercatat sebagai daerah irigasi teknis Waduk Bade.
Hal itu diinformasikan Kepala UPTD Pertanian Andong, Koco Setyono. “Di Semawung sama sekali tak tersentuh. Mereka (petani) mengandalkan sumber pedesaan atau pompa air,” kata Koco saat ditemui Esposin di kantornya, Senin (14/5/2012).
Koco menyebut, sebagian lahan pertanian di Desa Andong mengandalkan irigasi Bade. Di Desa Mojo, beberapa bagian dari total 49 hektare irigasi teknis juga mengandalkan air Bade. Namun 17 hektare lahan irigasi di Desa Kacangan , 93 hektare di Desa Pakang dan 36 hektare lahan irigasi di Semawung mutlak mengandalkan irigasi Bade.
Menurut Koco dimungkinkan input dan output air Waduk Bade tak seimbang. Sehingga dia menyebut irigasi ke sejumlah desa di Andong tak efektif. “Saya setahun disini, sebelum saya kondisi juga begitu tapi kami akan meminta keterangan dari pengurus Waduk Bade untuk kejelasanannya,” tukas dia.
Dia memastikan saat ini irigasi Bade hanya mencukupi kebutuhan air di Andong pada MT I. “Untuk MT II (irigasi Bade) bisa mencukupi dan paling menyelamatkan MT II akhir, untuk MT III sama sekali, ya 90 persen mengandalkan air hujan,” tegas dia.