Esposin, KLATEN—Mimpi Dinas Kebudayaan Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Klaten mendirikan museum daerah hingga kini terganjal belum ada alokasi anggaran. Namun, Disbudporapar Klaten mulai merintis pendirian museum.
Kepala Disbudporapar Klaten, Sri Nugroho, mengatakan pendirian museum itu dilakukan secara bertahap. Meski kini pembangunan museum masih terganjal belum ada alokasi anggaran, sejumlah persiapan sudah dilakukan.
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
“Kami melakukan studi tiru untuk memperdalam pengelolaan museum. Kami juga perlu masukan masyarakat dan BPCB agar mimpi Disbudporapar Klaten memiliki museum bisa terwujud,” kata Nugroho, Senin (21/2/2022).
Baca Juga: Dari Yoni hingga Arca Nandi, Berikut Daftar Temuan ODCB Baru di Klaten
Selain studi tiru, mimpi mendirikan museum dirintis dengan mengumpulkan objek diduga cagar budaya (ODCB) yang merupakan temuan lepas atau tak menjadi bagian dari satu situs serta kondisinya tak terawat. Saat ini, lebih dari 26 ODCB yang sudah dikumpulkan Disbudporapar di antaranya batu struktur candi, arca meski kondisinya tak lagi utuh, serta yoni. ODCB itu kini dikumpulkan dan disimpan di galeri seni Museum Juang 45 Klaten.
“Tidak hanya untuk mengumpulkan cagar budaya, museum itu nantinya bisa menjadi tempat edukasi,” kata Nugroho.
Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Disbudporapar Klaten, Yuli Budi Susilowati, mengatakan studi tiru yang dilakukan Disbudporapar Klaten dengan melihat pengelolaan museum di Nganjuk, Jawa Timur, yang sudah dirintis sejak 1996. Selain itu, saat ini sudah ada surat keputusan (SK) bupati tentang penetapan Monumen Juang 45 Klaten sebagai taman budaya yang di dalamnya ada museum daerah.
Baca Juga: Disparbudpora Klaten Kembali Pindahkan Yoni dan Arca Nandi
“Saat ini kami sudah mengumpulkan sekitar 26 ODCB yang mayoritas peninggalan era Mataram Kuno. Mayoritas berasal dari wilayah Kecamatan Karangnongko. Itu dilakukan dengan nonanggaran. Kami datang ke desa dan kami kerja sama dengan desa,” jelas Susi.
Dia mengakui saat ini pendirian museum masih terganjal dengan anggaran lantaran APBD masih difokuskan guna penanganan pandemi Covid-19. Susi menjelaskan museum yang dirintis tak hanya untuk mengumpulkan ODCB.
“Tidak hanya ODCB, tetapi di museum ini nanti insya Allah akan kami coba lengkapi dengan budaya khas di Klaten. Jadi rencananya perjalanan sejarah Klaten semuanya ada di sana. Sementara ini kami manfaatkan galeri seni dulu,” kata dia.