Esposin, SOLO – Kasus kekerasan yang dilakukan siswa SMK Muhammadiyah 1 Solo terhadap gurunya tak dilaporkan ke kepolisian Solo.
Kasihumas RSUI Kustati, Nurfitri, saat ditemui wartawan, mengungkapkan pihaknya menerima pasien atas nama Muhammad Fatoni pukul 11.15 WIB. Saat datang pasien mengalami luka di tangan kanan cukup parah.
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
Berdasar hasil pemeriksaan, kata Nurfitri, luka itu sepanjang sekitar 10 cm dan sedalam sekitar 0,5 cm. Dokter yang menanganinya di Instalasi Gawat Darurat (IGD) menjahit luka tersebut.
“Setelah proses tindakan medis selesai pasien diperbolehkan pulang. Tapi kami meminta untuk memeriksakan luka itu ke sini [RSUI Kustati] dua hari lagi. Berdasar laporan dari petugas IGD, pasien tidak meminta divisum,” ungkap Nurfitri.
Salah satu guru SMK Muhammadiyah 1 yang enggan disebutkan namanya, saat dihubungi Esposin menginformasikan, Fatoni bertempat tinggal di Sumber, Banjarsari, Solo.
Saat menelusuri tempat tinggal korban di wilayah Sumber, Esposin tidak menemukan. Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) Kelurahan Sumber saat ditemui Esposin mengaku tidak pernah mendengar warga dengan nama Muhammad Fatoni. Lebih dari lima warga Sumber juga mengatakan hal serupa.
Sementara itu, Kapolsek Serengan, Kompol Edy Sulistiyanto, kepada Esposin mengaku mendapat informasi kejadian tersebut. Ia sempat menerjunkan petugas ke tempat kejadian perkara (TKP) dan RSUI Kustati.
Namun, kata Edy, beberapa lama kemudian pihak sekolah memberitahukan kasus itu akan diselesaikan secara internal.
“Hingga petang ini (kemarin) kami belum menerima laporan resmi. Informasinya kasus itu akan diselesaikan secara internal, ya enggak apa-apa sejauh ada kesepakatan,” terang Edy mewakili Kapolresta Solo, AKBP Iriansyah.