Esposin, SOLO – Guru Olahraga SMK Muhammadiyah 1 Solo, Muhad Fatoni menjadi korban aksi kekerasan yang dilakukan muridnya sendiri, RYD. Murid menyilet tangan sang guru itu.
Toni, Jumat (6/12/2013), menceritakan perseteruannya dengan RYD terjadi beberapa saat sebelum ujian akhir semester (UAS) dimulai, Kamis (5/12) pagi.
Kala itu ia menjadi pengawas ujian di ruang XIV gedung lantai III. Di ruangan itu ada murid kelas X, XI, dan XII, termasuk RYD. Toni semula membagikan naskah soal ujian untuk kelas X.
Ia menanyakan jumlah murid kelas X kepada para siswa. Namun, kata Toni, mendadak RYD berucap dengan nada tinggi. Toni merasa RYD saat itu melecehkannya.
“Tak berselang lama RYD tanya dengan nada ketus, [soal untuk] kelas XII endi? Saya menjawab, sabar saya bagi satu-satu. Nah, tiba saatnya saya membagikan naskah soal di mejanya, RYD tiba-tiba berdiri dan mendorong saya. Saya diam saja. Lalu 10 menit kemudian dia keluar dari ruangan sambil mendekati saya. Saat di samping saya dia bilang, tak enteni neng njaba. Terus saya jawab, ya,” urai Toni.
Seusai ujian Toni hendak pulang. Sesampainya di depan sekolahan Toni melihat RYD sudah menunggunya di dekat sekolahan tanpa mengenakan seragam sekolah. Toni mengaku melihat RYD berlari menghampirinya sembari membawa pisau cutter.
Keduanya pun terlibat perkelahian. Saat RYD akan memukul, Toni terlebih dahulu menendangnya. Hal itu membuat RYD terhuyung hingga terjatuh, namun sebelumnya ia sempat mengarahkan sabetan kepada Toni. Akhirnya sabetan itu mengenai tangan kanannya.
“Pisau cutter itu lalu terjatuh. Setelah itu kami berkelahi dengan tangan kosong. Para guru dan murid yang melihat langsung melerai. Lalu RYD kabur menggunakan motor,” imbuh Toni.
Ia menambahkan, pisau cutter yang melukai tangannya digunakannya sebagai bukti.