Esposin, SRAGEN — Muhammadiyah akhirnya memiliki madrasah aliyah (MA) pertama di Kabupaten Sragen. Namanya MA Darul Ihsan Muhammadiyah Srage (Dimsa). Sekolah ini merupakan bagian dari Pondok Pesantren Dimsa yang berlokasi di Ngerpingan, Karangtengah.
Pembangunan gedung MA dan asrama senilai Rp4 miliar itu telah dimulai pada Minggu (24/10/2021) dan ditarget selesai pada Maret 2022. Gedung ini menempat lahan seluas 600 meter persegi.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, hadir untuk meletakkan batu pertama pembangunan gedung itu, Minggu. Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah (Jateng) Iwan Junaedi dan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sragen K.H. Abduulah Affandi juga ikut mendampingi peletakkan batu pertama tersebut.
Baca Juga: 4 Jam Galang Dana Untuk Palestina, Sukarelawan Muhammadiyah Sragen Himpun Rp51,7 Juta
Ia menyebut MA Dimsa merupakan MA Muhammadiyah pertama di Sragen. Madrasah ini memiliki kekhasan tersendiri.
"Kalau dulu ada SMA Trensains yang lahir di Ponpes Dimsa untuk menyetak ulama sains, sekarang MA lahir untuk menyetak ulama syariah. Harapannya lulusan madrasah ini bisa memiliki kemampuan yang memadai dan siap diterjunkan ke masjid-masjid dan majelis-majelis taklim,” kata Ali.
Dilirik Masyarakat
Dia melihat secara umum masyarakat Sragen cenderung dan banyak melirik madrasah berbasis agama, apalagi madrasah ini berbasis pesantren. Ali optimistis MA Dimsa punya peluang untuk berkembang. “Seberapa pun santri yang diterima nanti, ya itulah yang akan dididik jadi kader untuk kebutuhan persarikatan Muhammadiyah. Mereka disiapkan untuk kader-kader umat, untuk mengurusi amal usaha Muhammadiyah, masjid, dan majelis taklim,” katanya.
Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jateng, Iwan Junaedi, menekankan supaya segera diurus perizinannya. Dia menyampaikan pihaknya siap untuk membantu proses perizinan sampai tuntas sehingga tidak perlu merepotkan pimpinan pusat. Dia menerangkan sistem perizinan di Kementerian Agama dibuka Juli mendatang.
“Kuncinya madrasah itu boleh menerima siswa setelah izin turun. Ponpes Dimsa sudah memiliki modal dan aset sehingga cukup mudah perizinannya,” ujarnya.
Baca Juga: Pangkostrad Minta Jangan Fanatik Beragama, Muhammadiyah Berpendapat Sebaliknya
Sekjen PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, berpesan semua perencanaan untuk mencapai target tetap harus diperhatikan dan jangan over confident. Prof Mu'ti yakin akan ada hamba Allah yang akan membantu dalam pembangunan gedung madrasah itu.“Sragen memiliki SMA Trensains dan menjadi sekolah terbaik Muhammadiyah tingkat nasional. Dalam pembangunan madrasah ini saya lihat banyak wajah-wajah optimistis. Saya berharap madrasah ini seperti namanya, Darul Ihsan, yang artinya pusat keunggulan dan manajemen,” katanya.