Esposin, SUKOHARJO-Wilayah Mojolaban dicanangkan sebagai kecamatan proklim lantaran memiliki kampung proklim di 15 desa. Pengelolaan lingkungan dikuatkan dengan peluncuran dua inovasi atau terobosan baru guna mendukung upaya penurunan emisi gas rumah kaca di masing-masing kampung proklim.
Pencanangan sekaligus peluncuran inovasi lingkungan hidup digelar di Balai Desa Cangkol, Kecamatan Mojolaban, Jumat (5/7/2024). Kegiatan itu dihadiri Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sukoharjo, Agus Suprapto, unsur forum komunikasi pimpinan kecamatan (Forkopimcam) Mojolaban, serta perwakilan pengurus kampung proklim. Dalam kesempatan itu sekaligus dilakukan verifikasi lapangan kampung proklim Desa Cangkol.
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
Kepala DLH Sukoharjo Agus Suprapto mengatakan kecamatan proklim membutuhkan komitmen bersama antara pemerintah, pelaku usaha atau perusahaan dengan masyarakat. Pengelolaan kampung proklim menitikberatkan pada pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup dan pengurangan risiko bencana alam seperti banjir.
“Adaptasi dan mitigasi perubahan iklim menjadi bagian dari smart environment atau pengelolaan lingkungan pintar,” kata dia.
Menurut Agus, indikator penilaian program kampung iklim (proklim) tak hanya sebatas adaptasi dan mitigasi perubahan melainkan pemberdayaan masyarakat terhadap lingkungan termasuk ketahanan pangan dan pengelolaan energi baru terbarukan. Sehingga masyarakat memiliki penghasilan setiap bulan dari menjual beragam jenis sayuran yang ditanam di pekarangan atau halaman rumah.
Sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No 84/2016 tentang Program Kampung Iklim menyebutkan Proklim bisa dikembangkan di wilayah administratif paling rendah setingkat rukun warga (RW). “Dalam proklim harus ada aspek keberlanjutan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Selain itu, proklim juga erat hubungannya dengan aspek kesehatan. Masyarakat lebih terbuka dalam menjalankan perilaku kesehatan,” ujar dia.
Berdasarkan data DLH Sukoharjo, terdapat lebih dari 50 kampung proklim yang tersebar di Sukoharjo. Perinciannya, 15 proklim pratama, 33 proklim madya, 10 proklim utama, dan 2 proklim lestari.
Sementara itu, aktivis lingkungan di Sukoharjo Suryono Arief Wijaya mengatakan pencanangan Mojolaban sebagai kecamatan proklim dikuatkan dengan peluncuran sejumlah inovasi guna menyokong penurunan emisi gas rumah kaca di masing-masing desa. Ketiga inovasi itu, yakni dedikasi wanita beraksi proklim menurunkan emisi gas rumah kaca (Dewi Arimbi). Inovasi Dewi Arimbi digerakkan oleh anggota TP-PKK Kecamatan Mojolaban.
Sementara inovasi lainnya yakni penguatan aksi lokal masyarakat melalui kecamatan proklim untuk mendukung upaya penurunan emisi gas rumah kaca di Sukoharjo (Gatotkaca Sigrak). “Pada 2024, hampir setiap desa di wilayah Mojolaban memiliki kampung proklim. Dan telah terdaftar di SRN-PPI Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan [KLHK]. Implementasi inovasi tersebut diharapkan mampu memberikan kontribusi nyata terhadap upaya adaptasi perubahan iklim di tingkat lokal,” ujar dia.