Esposin, SOLO—Langkah KGPAA Mangkunagoro X untuk tidak mengikuti kontestasi Pilkada Solo 2024 dinilai sebagai keputusan yang bijak yang perlu didukung.
Pendapat itu disampaikan Sejarawan UNS Solo, Tundjung W. Sutirto, saat dimintai tanggapan ihwal mundurnya MN X dari kontestasi Pilkada Solo 2024, Rabu (28/8/2024).
“Keputusan MN X tidak mengikuti kontestasi Pilkada 2024 di Solo adalah sebuah wisdom [kebijaksanaan] dan trust [kepercayaan] yang perlu didukung semua pihak,” ujar dia.
Tundjung menilai keputusan MN X itu sebagai keputusan yang penuh keluhuran. Dia berharap keputusan tersebut diputuskan berdasarkan kesadaran penuh dari MN X karena posisinya yang secara kultural harus mengayomi semua. “Saya apresiasi sepenuhnya keputusan Mangkunagoro X untuk tidak terjebak pragmatisme politik praktis,” aku dia.
Tundjung menjelaskan MN X sebagai pengemban kebudayaan Jawa yang dinaungi entitas Pura Mangkunegaran harus menduduki posisi yang terhormat dalam pergaulan kehidupan bangsa dan negara. Dengan pertimbangan itu, dia mengusulkan agar Pemkot Solo menggandeng Pura Mangkunegaran dalam forum Forkompinda Plus.
“Saya mengusulkan kepada siapa pun yang akan memenangkan Pilkada Solo 2024 yang nantinya menjadi Wali Kota Solo, untuk membuat kebijakan Forkompinda Plus. Forum ini melibatkan Keraton Kasunanan Solo yaitu Paku Buwono XIII dan Pura Mangkunegaran yakni MN X. Beliau-beliau harus menjadi bagian dalam Forkompinda Solo,” papar dia.
Dengan Forkompinda Plus, Tundjung meyakini dapat menciptakan sinergitas semua pemangku kepentingan di Kota Bengawan. Sebab realitas masyarakat budaya ada di wilayah Kasunanan dan Mangkunegaran yang mempunyai daya dukung melampaui batas-batas administratif Kota Solo. “Model ini saya yakini akan sangat bagus,” tandas dia.
Terlebih slogan atau branding Solo sebagai The Spirit of Java masih mempunyai resonansi hingga tingkat nasional dan internasional. Diberitakan espos.id sebelumnya, Tundjung menilai wibawa MN X bisa jatuh bila maju dalam kontestasi Pilkada Solo. Sebab akan terjadi polarisasi atau segmentasi masyarakat dalam kontestasi tersebut.