Esposin, KLATEN -- Musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) Pendidikan Agama Islam (PAI) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Provinsi Jawa Tengah menggelar acara silaturami dan halalbihalal 1443 H sekaligus rapat koordinasi (rakor) guru pendidikan agama Islam (GPAI) di Aula Gedung Serba Guna (GSB) SMK Negeri 2 Klaten, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten, Sabtu (4/6/2022). Kegiatan tersebut mengusung tema Sucikan Hati, Menuju Kemenangan Hati.
Turut hadir dalam acara tersebut, Kepala Bidang (Kabid) PAI Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Jawa Tengah, Imam Buchori; Ketua MGMP PAI SMK Jawa Tengah, Untoro; Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK Klaten, Woro Nugroho; dan Ketua Seksi (Kasi) PAIS Kemenag Klaten, Wahib.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Ketua MKKS SMK Klaten, Woro Nugroho, mengatakan setiap guru PAI harus mampu berfungsi sebagai verifikator dan validator terhadap informasi yang diterima oleh siswa terkait keagamaan di era digital.
“Supaya informasi yang diterima tidak salah, guru PAI juga harus bersaing dengan media sosial. Semoga dengan acara ini guru PAI mampu membuat satu platform bersama memberikan pencerahan bagi siswa terkait dengan segala informasi keagamaan yang beredar di sosial media,” kata Woro kepada wartawan, Sabtu (4/6/2022).
Ketua MGMP PAI SMK Jawa Tengah, Untoro, mengaku sudah menekankan kepada seluruh guru PAI di Jawa Tengah agar mampu menjadi ujung tombak dalam moderasi keberagaman informasi di wilayah sekolah.
Baca Juga: Guru Penggerak di Kabupaten Klaten Panen Karya, Ini Hasilnya
“Sehingga kami dari guru-guru agama harus memberikan contoh,” tutur Untoro.
Kabid PAI Kanwil Kemenag Jateng, Imam Buchori, berharap seluruh guru harus ikut terjun ke dalam dunia digital agar tidak mengalami ketertinggalan informasi. Sehingga mampu memberikan pembenaran terhadap informasi yang diterima oleh siswa terkait keagamaan.
“Kami juga terus melakukan transformasi pelayanan digital. Para guru dapat melek teknologi, terutama media pembelajaran agar murid tidak berpaling dengan pembelajaran,” kata Buchori.