Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Solo, Rohanah, menuturkan saat ini hanya perusahaan yang sudah memiliki sertifikat SNI. Sedangkan pengusaha IKM banyak yang belum memiliki sertifikat SNI karena biayanya yang mahal dan pengurusan ribet.
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
Biaya sertifikasi, menurut dia berbeda-beda untuk masing-masing kategori produk. Namun, lanjut dia, total biaya sertifikasi mencapai puluhan juta rupiah.
Padahal, sambung dia, saat MEA mulai diberlakukan, akan banyak produk asing yang masuk ke Indonesia. Hal ini karena Indonesia dinilai menjadi pasar yang potensial mengingat jumlah penduduknya yang besar.
Oleh karena itu, simpulnya, demi merangsang IKM mengurus sertifikat SNI, pihaknya berencana memberikan bantuan berupa pembagian dana atau bantuan mesin produksi. “Di Solo ada banyak IKM dengan berbagai macam kategori produk, kalau semua dibantu secara gratis tentu butuh dana yang besar sehingga Pemkot sifatnya hanya membantu untuk meringankan,” ungkap Rohanah di ruang kerjanya, Senin (17/11/2014).
Saat ini, katanya, sudah ada IKM yang sedang mengurus sertifikasi SNI secara mandiri. Selain itu, ada juga satu IKM yang dibantu pemkot dalam pengurusan perolehan sertifikat SNI, yakni salah satu IKM pembuat mainan anak. Prioritas saat ini, kata dia, adalah mainan anak karena adanya penemuan zat berbahaya dari mainan produksi Tiongkok, seperti mengandung timbal dan merkuri yang berbahaya untuk kesehatan anak.
Dia menjelaskan pengurusan sertifikat SNI bisa dilakukan dengan sistem rumpun atau kesamaan bahan baku sehingga tidak perlu setiap produk dibuatkan sertifikat SNI asalkan berasal dari perusahaan yang sama. Oleh karena itu, apabila satu perusahaan memproduksi 50 macam mainan, asalkan memiliki bahan baku yang sama, hanya tiga jenis mainan yang di tes untuk dicarikan sertifikat SNI.
Jumlah IKM di Solo
Tahun | Jumlah |
2010 | 179 |
2011 | 167 |
2012 | 101 |
2013 | 140 |
2014 (Jan-Jul) | 63 |