Esposin, SRAGEN — Masjid Al Falah Sragen setiap hari selama Ramadan menyediakan makanan berbuka puasa 300-700 porsi per hari. Siapa pun warga muslim yang berpuasa bisa berbuka di masjid di Jl Raya Sukowati Sragen ini.
Hingga Jumat (8/4/2022), porsi yang disiapkan Masjid Al Falah mencapai 400 porsi. Satu paket porsi takjil dan berbuka itu setara dengan Rp13.000. Dengan 400 porsi makanan berbuka per hari itu bila dinominalkan maka setara Rp5,2 juta per hari.
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
“Semua kebutuhan kegiatan itu disiapkan anak-anak muda. Kami merekrut sukarelawan pemuda sebanyak 120 orang dari berbagai daerah, yakni dari Sragen, Ngawi, Solo, Wonogiri, Kartasura, sampai Jogja," ujar Ketua Takmir Masjid Al Falah Sragen, Kusnadi Ikhwani, Jumat.
Baca Juga: Pulang Mengaji di Masjid Al Falah Sragen, Ojol Dapat Paket Sembako
Ke depan nanti ada santuan 1.000 anak yatim dan festival anak salih. Semua acara tersebut dikonsep dan direncanakan oleh anak-anak muda itu. “Memang sejak awal konsepnya yang membuat anak-anak muda itu,” sambung Kusnadi.
Seperti diberitakan, aktivitas ibadah pada Ramadan 2022 ini pun ada yang istimewa di Masjid Al Falah. Takmir masjid memfasilitasi para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), para tukang ojek online (ojol), tukang parkir, hingga pemulung untuk belajar membaca Al-Qur’an. Program itu merupakan pengembangan dari kajian setiap Sabtu pagi yang sudah berjalan selama 1,5 tahun terakhir.
Baca Juga: Youtuber Penghafal Al Quran Bakal Hadir di Masjid Sragen Ini
Seusai mengaji mereka mendapatkan bingkisan berisi beras, minyak goreng, telur, dan mi instans. Dari 127 orang itu kemudian ditawari untuk belajar membaca Al Qur’an selama Ramadan dan setiap selesai mengaji mendapat santunan Rp25.000/orang. Ternyata ada yang tertarik, ada sampai 70 orang per hari.
Para peserta itu sudah tua-tua, yakni berumur 50-70 tahun. Mereka dikelompokkan berdasarkan tingkatan bacaannya, ada yang Iqra jilid 1, 2, sampai tartil Al Qur’an. Pangajarnya ada enam ustaz. Para peserta belajar membaca Al-Qur’an setiap hari sejak 1 Ramadan lalu kecuali Minggu. Mereka belajar setiap pagi. “Yang paling banyak ibu-ibu,” katanya.
Baca Juga: Sepotong Cerita dari Masjid Jendela Miring Salatiga di Tarawih Perdana