Esposin, SOLO — Penataan lahan HP001 di Kelurahan Mojo, Kecamatan Pasar Kliwon bakal mengurangi luasan kawasan kumuh di Kota Bengawan hingga 30-an hektare pada 2021 dan 2022.
Lahan yang sebelumnya permukiman kumuh itu kini ditata menjadi hunian yang layak untuk masyarakat. Proyek terbagi menjadi dua tahap, di mana tahap 1 akan dibangun 253 unit rumah yang dirampungkan tahun ini. Sementara, tahap kedua dikerjakan 316 unit pada 2022.
Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Disperum KPP) Kota Solo, Taufan Basuki Supardi, mengatakan hingga akhir 2020 luasan kawasan kumuh tersisa 135,971 hektare.
Baca Juga: Penataan Kawasan Kumuh, Baito Rajamala Menjadi Ikon Semanggi Kampung Harmoni di Solo
Lokasinya menyebar di 29 kelurahan yang terbagi menjadi delapan kawasan. Luasan terbesar ada di Kawasan Semanggi yang terdiri dari Kelurahan Kedunglumbu, Mojo, Sangkrah, dan Semanggi.
“Penataan menyasar kawasan itu dirampungkan tahun ini dan tahun depan,” kata dia, kepada wartawan, Rabu (27/10/2021).
Taufan mengatakan total kawasan kumuh pada 2016 di Solo mencapai 359,55 hektare yang terus diintervensi dengan sejumlah program pusat dan daerah. Perkembangannya dari 2016 ke 2017 yang tertangani 31,23 hektare, atau 8,7 persen, kemudian 2018 realisasi penanganan kawasan kumuh 122,48 hektare atau 34,1 persen.
Baca Juga: Kawasan Kumuh Gumelem Pemalang Disulap Jadi Taman
“Intervensi pada 2019 dan 2020 menyisakan kawasan kumuh seluas 135,971 hektare. Untuk 2021, kami belum menghitung berapa pasti luasan tersisa. Targetnya 0 kawasan kumuh pada 2026,” jelas Taufan.
Program penanganan kawasan kumuh itu dilirik oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy. Pihaknya berniat mempercepat intervensi sehingga tak sampai 2026, seluruhnya sudah mendapat penanganan.
“Kami harap 2022 sudah selesai. Kami berupaya membantu penanganan kawasan kumuh yang tak bisa ditangani oleh Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat). Kami kumpulkan sumber dana dari berbagai lini untuk menyelesaikan ini secara keroyokan,” kata dia, usai bertemu Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka di Balai Kota, Rabu pagi.
Baca Juga: Sragen Masih Ada Kawasan Kumuh Tersebar di 16 Desa/Kelurahan
Muhadjir mengaku dirinya menyanggupi dukungan penanganan, di antaranya mencarikan dana lewat corporate social responsibility (CSR). Selain pembangunan fisik, penanganan persoalan permukiman kumuh juga menyasar ekosistem atau lingkungan.
“Pendekatannya ekosistem tidak bisa orang per orang, umumnya di kawasan kumuh, pasti rumah tidak layak huni (RTLH), sanitasi jelek, dan air bersihnya langka. Semua itu akan disasar, jadi tak sekadar orang per orang,” bebernya. Dukungan serupa sudah dilakukan di Sukabumi dan Banten.