Esposin, SOLO -- Gotong-royong sebagai semboyan hidup masyarakat Indonesia bukanlah isapan jempol semata. Gerak cepat warga bantu warga yang tumbuh subur di tengah pandemi beberapa waktu terakhir membuktikan ada jiwa filantropi di tiap sanubari.
Beberapa aktivis gerakan sosial di Solo bahkan tak hanya menyumbangkan tenaga dan waktunya. Mereka ikut berempati dan naik turun tensi mendengar kabar duka yang berseliweran hampir tiap jam saat lonjakan Covid-19 akhir Juli lalu.
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Seperti yang dirasakan Founder Surakarstage, Eden Denta Pratama dan Angga Bakti Effendi. Sejak awal Juli lalu mereka mendedikasikan kanal media alternatif Instagram (IG) @Surakarstage sebagai ruang berbagi informasi Covid-19.
Baca juga:PPKM Diperpanjang Sampai 23 Agustus, Mal dan Pusat Perbelanjaan Solo Masih Tutup
Aktivitas keduanya di media sosial (medsos) pun meningkat. Hampir tiap waktu selalu ada yang mengirim direct message (DM) untuk minta bantuan atau memberikan informasi penting terkait Covid-19.
Saking sibuknya, mereka lembur sampai dini hari untuk saling share informasi penting di IG. Di sela-sela padatnya aktivitas, keduanya, tak bisa menahan kepedihan tiap mendengar kabar pasien Covid-19 yang sebelumnya minta bantuan akhirnya tutup usia.
“Ada yang DM butuh bantuan info kamar rumah sakit untuk kakaknya, akhirnya dapat kamar. Keesokan harinya dia mengabarkan kakaknya meninggal. Saat berduka, dia masih sempat DM kasih informasi kamar kosong bagi yang butuh. Rasanya trenyuh banget, kondisi berduka masih sempat dia kasih info ke kami,” kenang Eden mengingat momen sentimental akhir Juli lalu, Minggu (15/8/2021).
Baca juga: Data Kasus Covid-19 dengan Pemprov Jateng Jomplang, Begini Langkah Pemkot Solo
Pengalaman tersebut membuat Angga dan Eden yakin bahwa pada dasarnya warga Solo memiliki empati tinggi. Siapapun bakal sukarela saling bantu meski sekadar berbagi informasi. Hanya, kadang tak ada platform terpadu yang mengelola soal hal tersebut. Maka dari itu, kedua pemuda ini semakin yakin mendedikasikan Surakarstage yang sebelumnya hanya merilis informasi event jadi media solidaritas.
Layanan Swab Antigen
Sejauh ini ada beberapa informasi yang mereka tampung, mulai dari tempat pengisian oksigen, kebutuhan donor plasma konvalensen, hingga layanan rapid dan swab antigen.“Kalau ada yang butuh di luar Solo akan kami arahkan ke komunitas lain, biar fokusnya jelas. Kebetulan Eden juga gabung di jaringan komunitas lain tingkat nasional,” tambah Angga.
Gerakan saling bantu yang diinisiasi warga juga masif dilakukan Pawartos Kartasura. Mereka mulai gerilya memberikan uluran tangan bagi warga Kartasura sejak 2018, kemudian semakin intens mulai awal pandemi 2020.
Baca juga: Bakul Gorengan di Klaten Curhat Sepi di Facebook, Hasilnya Luar Biasa!
Kegiatan Pawartos Kartasura di antaranya penyemprotan disinfektan gratis, memberikan sedekah makanan kepada para isoman, ambulans gratis, hingga sembako per bulan.
Ketua Divisi Sosial, Deni Kristianto, Minggu, mengatakan hampir semua gerakan tersebut masih jalan sampai hari ini. Dana yang digunakan merupakan donasi sukarela warga Kartasura. “Gerakan ini dari warga untuk warga, relawannya juga warga,” terang Deni.
Misalnya sejak setahun terakhir mereka membuat program Rp10.000 berbagi per bulan. Hasilnya kadang mencapai Rp7 juta hingga Rp8 juta. Uang tersebut dibelanjakan sembako hingga 100 paket, selanjutnya dibagikan kepada warga terdampak pandemi, janda, hingga yatim piatu.
Baca juga: Sumber Energi di Jateng Berlimpah Dukung Pengembangan Kawasan Industri
Diterpa Gosip Uang Pemakaman
Deni mengatakan gerakan mereka bukan tanpa masalah. Beberapa waktu lalu tim pemakaman Covid-19 Pawartos Kartasura diterpa gosip soal uang pemakaman. Padahal menurutnya semua relawan bekerja gratis. Mereka kala itu hanya mengajukan Alat Pelindung Diri (APD) kepada pemerintah desa demi keamanan.“Kalaupun ada keluarga jenazah yang ngasih kami tolak, tapi kadang ada keluarga yang memaksa dan akhirnya sekadar untuk buat beli makan. Tapi ada berita-berita tidak enak soal itu. Akhirnya tim kami bubarkan daripada berpolemik. Tapi kami tetap semangat,” kata dia.
Gerakan solidaritas warga bantu warga juga menjadi marwah Ruang Solidaritas Joli Jolan di Kerten, Laweyan, Solo. Mereka mendedikasikan akun IG @Joli_Jolan sebagai tempat berbagi informasi tentang Covid. Kemudian menghidupkan food not bombs (FnB) berbentuk saling berbagi makanan gratis di depan markas tiap akhir pekan.
Akhir Juli lalu, Joli Jolan menginisiasi gerakan jajan Pedagang Kaki Lima (PKL). Donasi FnB mereka belanjakan kepada PKL, lalu hasilnya dibagikan kepada warga. Walhasil lapak FnB sering ramai gerobak makanan, mulai tukang bakso, siomay, hingga tahu kupat keliling.
Baca juga: Bebas di Hari Kemerdekaan, 4 Napi Rutan Solo Dibekali Keterampilan
Salah satu relawan Joli Jolan, Heru Murdhani, Minggu, melalui flyer Jajan PKL Gratis!, menjelaskan PKL merupakan kalangan paling terdampak kebijakan pembatasan PPKM Darurat. Mereka harus tetap"bertarung"’ di jalanan demi memenuhi kebutuhan.
Melalui program ini Joli Jolan mengajak semua orang untuk melakukan dua gerakan baik sekaligus. Yakni melarisi pedagang kecil, kemudian berbagi kepada warga yang membutuhkan. Sesuai dengan tagline yang mereka angkat, yakni; larisi dagangan PKL sekitarmu, bagikan kepada siapapun yang butuh. Ika Yuniati