Esposin, KARANGANYAR - Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar melakukan program pendampingan ke masyarakat untuk menekan produksi makanan tak sehat. Hal itu karena bahan pewarna berbahaya masih didapati di produk jajanan yang dijajakan di lingkungan sekolah.
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
Anggota staf Seksi Penyehatan Lingkungan DKK Karanganyar, Sri Marindahyani, mengatakan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan DKK pada 2014 lalu masih ditemukan tiga jenis makanan yang masih menggunakan bahan pewarna membahayakan.
“Pada 2014 lalu kami melakukan penelitian pada 150 sampel jenis makanan untuk diuji kandungan boraks dan formalin. Hasilnya semua nihil [tidak mengandung boraks dan formalin]. Kemudian dari 67 jenis makanan lainnya, kami menemukan tiga di antaranya mengandung rhodamin B,” kata dia saat ditemui wartawan di kantornya, Rabu (18/3/2015).
Bahan pewarna berbahaya tersebut kebanyakan terdapat di produk makanan jenis kerupuk dan cendol.
“Kerupuk merah yang biasa untuk [campuran] gado-gado dan cendol yang dijual di pasaran. Selalu makanan itu yang positif mengandung bahan pewarna berbahaya,” kata dia.
Di sisi lain Kepala DKK, Cucuk Heru Kusumo, mengatakan saat ini pihaknya sudah melakukan pendampingan terhadap para pelaku usaha jajanan.
Pelatihan tersebut menyasar proses produksi maupun pemasarannya.