Esposin, SOLO--Kondisi tanggul anak sungai Bengawan Solo, tepatnya di wilayah RT 005/RW 023 Kelurahan Semanggi, Pasar Kliwon, Solo semakin mengkhawatirkan.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Salah seorang warga RT 005/RW 023 Semanggi, Ageng Sriyono, 20, mengatakan tanggul anak sungai Bengawan Solo yang berada dekat dengan rumahnya tersebut terakhir kali longsor saat hujan lebat pada Sabtu (7/5/2016) sore. Meski sudah dipasangi penahan dari bahan anyaman bambu, lanjut dia, tanggul tetap saja longsor tergerus air hujan dan aliran anak sungai Bengawan Solo.
“Kondisi tanggul semakin menakutkan. Tanah pada tanggul terus longsor karena tergerus air hujan. Anyaman bambu yang dipasang tidak kuat menahan longsoran tanah yang terus terjadi. Anyaman bambu tersebut tidak lagi berguna,” kata Ageng saat berbincang dengan Esposin di sekitar tanggul yang longsor, Senin (9/5/2016).
Ageng menyesalkan sikap pemerintah yang tidak kunjung memperbaiki tanggul anak sungai Bengawan Solo di wilayahnya. Menurut dia, warga di sekitar tanggul khawatir longsor terus terjadi hingga mengancam bangunan rumah. Berdasarkan pantauan Esposin, jarak antara bangunan rumah warga dengan longsoran tanggul hanya sekitar 2 meter (m).
“Warga selalu waspada setiap kali hujan. Kami takut longsor akan terus terjadi hingga mendekat dan mengancam bangunan rumah warga. Warga berharap tanggul anak sungai Bengawan Solo segera diperbaiki. Beberapa kali pejabat pemerintah memang sudah datang ke sini, tapi nyatanya tidak kunjung ada perbaikan tanggul,” jelas Ageng.
Senada, warga RW 023 Semanggi, Nugroho, menilai kerusakan tanggul akan semakin parah apabila tidak lekas diperbaiki. Dia menyampaikan warga tidak bisa berbuat banyak secara mandiri karena perbaikan tanggul membutuhkan biaya besar. Nugroho meminta pemerintah memasang bronjong atau susunan batu di dalam kawat di tanggul anak sungai Bengawan Solo.
“Warga tidak bisa berbuat banyak. Kalau mau memasang anyaman bambu, kami pesimis akan berhasil menahan longsoran tanah. Seharusnya tanggul minimal dilengkapi dengan bronjong yang kuat agar mampu menahan tanah. Kebutuhan tersebut tentu hanya bisa disediakan menggunakan dana dari pemerintah,” kata Nugroho.
Ketua RW 023 Semanggi, Nur Rahmat, menyebut longsor di tanggul anak sungai Bengawan Solo sepanjang 60 meter (m) tersebut mengancam rumah-rumah yang dihuni sekitar 60 kepala keluarga (KK). Menurut dia, puluhan KK di RW 023 Semanggi itu bahkan telah didata Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS). Apabila tanggul di RW 023 Semanggi sampai jembol, Nur Rahmat menyebut, Semanggi bakal kebanjiran.