Esposin, KARANGANYAR - Retakan baru tanah di Dusun Banjar Buntung RT 002/RW 004 Desa Gerdu, Karangpandan, Karanganyar, berbentuk tapal kuda, dengan potensi longsor bersifat luncuran.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Penjelasan tersebut disampaikan Camat Karangpandan, Aji Pratama Heru K., yang juga mantan kepala pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar, Selasa (1/3/2016).
"Hasil pengecekan terbaru oleh sukarelawan, retakan baru tanah berbentuk tapal kuda. Artinya potensi longsorannya bersifat luncuran, tidak merayap," ujar dia saat dihubungi espos.id, via ponsel.
Heru juga menilai retakan tanah di jalan Girilayu-Gerdu berpotensi longsor sewaktu-waktu, utamanya bila diguyur hujan deras. Bila terjadi longsor, jalur tersebut dipastikan putus. Sebab retakan tanah melintang jalan. Selain itu retakan tanah ada beberapa. "Kalau ada pemicu hujan deras dalam waktu yang lama, bahaya itu, bisa langsung longsor," kata dia.
Heru menjelaskan jalan Gerdu-Girilayu merupakan jalur vital bagi masyarakat setempat. Saban hari, warga Gerdu dan sekitarnya melalui jalan tersebut bila akan ke Pasar Matesih.
Bila melalui jalur tersebut, warga hanya perlu menempuh perjalanan sekitar lima kilometer. Tapi bila jalan Girilayu-Gerdu terputus, warga harus berjalan memutar lewat Karangpandan. Padahal kalau berjalan memutar, jalur yang ditempuh mencapai 10 kilometer.
"Maka dari itu penting sekali untuk segera mengambil tindakan dari retakan-retakan ini," tambah dia. Heru menerangkan jalan Girilayu-Gerdu juga merupakan jalur menuju SMP/SMA di Karangpandan atau Matesih. Mereka mengendarai sepeda motor dan angkutan perdesaan saban hari.
"Kami sudah layangkan surat permohonan pengecekan lokasi retakan kepada LPPM UNS Solo. Tapi untuk pengecekan lokasinya masih menunggu respons dari mereka," imbuh dia.
Disinggung keberadaan dua rumah warga di radius potensi longsoran, Heru mengaku sudah memerintahkan sukarelawan untuk selalu memantau pergerakan tanahsaat turun hujan.
Berdasar pantauan espos.id, warga di sekitar retakan tanah beraktivitas seperti biasa. Warga tak terlalu merasa khawatir dengan munculnya retakan baru tanah yang melintang jalan.
Sebab retakan tanah sudah ada beberapa, sebelum muncul retakan baru. Pengguna jalan juga melintas seperti biasa di badan jalan yang terdapat retakan tanah.
Pengamatan espos.id, retakan tanah baru tahap awal. Retakan berpotensi merekah bila kemasukan air dalam jumlah besar. Warga memasang batang kecil untuk menutup lubang tanah.