Hal itu menyusul disiapkannya anggaran sekitar Rp300 juta dari APBD 2012 untuk penambahan kamar di Panti Wreda yang berlokasi di Jongke, Pajang, Laweyan. Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Solo, Abdul Ghofar Ismail, mengemukakan tahun lalu Pemkot sudah menyiapkan anggaran untuk merehab rumah singgah di Komplang guna mengoptimalkan penanganan anjal dan PGOT yang terjaring razia.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Namun belakangan, Pemkot justru mengubah rencana itu dan memutuskan penanganannya akan dipindahkan ke Panti Wreda. ”Dari penjelasan Dinsosnakertrans rumah singgah di Komplang itu akan digunakan untuk kepentingan lainnya. Karena kalau untuk penanganan terhadap anjal dan PGOT dinilai sudah tidak optimal lagi sehingga penanganan anjal dan PGOT ke depan dipindahkan ke Panti Wreda,” ujar Ghofar, Senin (9/1/2012).
Selain anggaran untuk penambahan ruangan di Panti Wreda, Ghofar yang juga anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD itu menyebutkan ada anggaran juga untuk pengadaan mobil operasional Dinsosnakertrans senilai Rp150 juta. ”Mobil operasional itu juga akan digunakan untuk mengoptimalkan penanganan anjal dan PGOT, termasuk mendukung kinerja dinas terkait,” jelasnya.
Hal senada dikemukakan Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Solo, Teguh Prakosa. Disebutkan Teguh, dengan dipindahkannya tempat penampungan sementara anjal dan PGOT tersebut, direkrut pula tenaga dengan sistem outsourcing untuk membantu penanganan di lokasi itu.
Kepala Dinsosnakertrans Kota Solo, Singgih Yudoko, membenarkan rencana pemindahan penanganan anjal dan PGOT dari rumah singgah ke Panti Wreda. Langkah itu diambil karena di Panti Wreda sudah ada Unit Pengelola Teknis (UPT). Diharapkan penanganan dapat dilakukan dengan lebih baik.
JIBI/SOLOPOS/Septhia Ryanthie