SOLO--Limbah bahan bangunan serambi Masjid Agung Solo yang sekarang dalam proses rehabilitasi akan dimuseumkan. Selain itu, benda-benda kuno di Masjid Agung turut serta dimuseumkan.
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
Hal itu diungkapkan Ketua Pelaksana Rehabilitasi Masjid Agung Solo, Muhammad Mahmud, saat dijumpai wartawan di area masjid, Senin (19/11/2012).
“Ada beberapa potongan kayu saka masjid atau kita sebut limbah yang akan dimuseumkan. Walau benda itu limbah namun mempunyai nilai sejarah, jadi sangat disayangkan apabila dibuang,” jelas Mahmud.
Mahmud merinci limbah dari proyek rehabilitasi meliputi empat potongan saka masjid, enam buah ring cagak saka yang terbuat dari tembaga, sirap kayu ulin dan lainnya. Bahan bangunan tersebut, kata Mahmud, berusia berkisar 80-an tahun.
“Temuan limbah bangunan yang bakal dimuseumkan berdasarkan hasil observasi yang kami lakukan. Kami tidak tahu persis usia benda-benda itu. Namun yang jelas bahan bangunan pada serambi masjid merupakan peninggalan Paku Buwono (PB) X.”
Selain limbah serambi masjid, sambung dia, benda kuno yang akan dimasukkan dalam museum yakni jam gencet, Alquran tulisan tangan dan tulisan huruf arab pegon dan batu marmer. “Sementara ini benda-benda itu disimpan di gudang dan tempat penyimpanan di masjid. Sebab masjid ini belum mempunyai museum. Rencana mau dibuatkan museum,” timpal pekerja gudang Masjid Agung, Hidayat Unggul Yuda.
Lebih lanjut, Mahmud mengatakan pembongkaran sirap atap serambi masjid mencapai 25 persen. Sedangkan bahan bangunan berupa sirap metal roof akan didatangkan paling lambat pertengahan Desember.