Imbauan itu menyusul sidak yang dilakukan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, pada Kamis (6/8/2020) yang menemukan fakta Sungai Bengawan Solo tercemar. Adapun pencemaran itu disebabkan limbah perusahaan dan bangkai babi yang menghitam di sungai.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Kasi Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa, Bidang Penataan dan Penaatan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Karanganyar, Suyono, mengatakan salah satu pabrik yang didesak untuk memperbaiki instalasi pembuangan limbah adalah PT Indo Acidatama.
4 Kata dari Gibran untuk 2 Cucu PB XII yang Ingin Maju Pilkada Solo 2020
Menurutnya, manajemen perusahaan tersebut sudah bersedia memperbaiki pengelolaan limbah yang mencemari Sungai Siwaluh dan Sroyo.
“Untuk perkembangannya sampai saat ini mereka sudah bersedia untuk memperbaiki saluran pembuangan limbah. Tapi sampai saat ini baru satu titik yang dimatikan yang menuju Sungai Siwaluh,” beber dia saat berbincang dengan Esposin, Sabtu (15/8/2020).
Selain itu, pihak perusahaan menurut Suyono juga bersedia berhenti beroperasi selama 10 hari ketika memperbaiki saluran pembuangan limbah. Nantinya penutupan limbah bakal disaksikan DLH Provinsi Jateng dan DLH Karanganyar.
Sementara itu sebanyak 61 peternak babi diundang untuk diedukasi secara daring soal pengelolaan limbah agar tidak mencemari sungai. Namun, tidak semua peternak menghadiri sosialisasi edukasi limbah.
Ini Aktivitas Mbah Minto Klaten Setelah Jadi Jutawan
IPAL Komunal
Selain itu, ada wacana untuk membuat IPAL komunal bagi para peternak babi. Namun Suyono memandang hal tersebut tidak efektif.“Ada rencana untuk IPAL komunal. Tapi saya rasa kedepannya tidak bagus. Mending ada ipal sendiri-sendiri peternaknya. Karena kebanyakan kasus pengelolaan kedepannya untuk IPAL komunal itu yang tidak tertib soalnya,” beber dia.
Berdasarkan data yang dihimpun Esposin dari Dispertan PP Karanganyar, terdapat lebih dari 100 peternakan babi di Karanganyar. Beberapa peternakan babi tersebut berada di bantaran Sungai Bengawan Solo.
Sebelumnya, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, menyidak beberapa lokasi perusahaan yang diduga mencemari Bengawan Solo dengan limbah produksi. Dari sidak tersebut, Ganjar menemukan adanya pipa siluman dari perusahaan yang membuang limbah langsung ke sungai dan bangkai babi yang membusuk di Bengawan Solo.
Klaim Harimau Jawa Ditemukan di Hutan Angker Jateng, Ganjar: Segera Dikonservasi