Langganan

Lewat Pameran Seni Rupa, Teman Tuli di Solo Suarakan Ekspresi dari Kesunyian

by Dhima Wahyu Sejati  - Espos.id Solopos  -  Jumat, 27 September 2024 - 21:34 WIB

ESPOS.ID - Karya lukis dan kolase yang dipajang dalam pameran seni rupa bertajuk Perayaan Budaya Tuli di Kopi Parang, Laweyan, Solo, Jumat (27/9/2024)

Esposin, SOLO — Dinding kedai Kopi Parang di Jl Parang Klitik I No 10, Sondakan, Kec. Laweyan, Kota Solo, mendadak penuh dengan belasan karya seni rupa yang dipamerkan hampir memenuhi salah satu sisi dinding coffee shop tersebut. 

Belasan seni rupa merupakan buah karya dari teman tuli yang dipertontonkan dalam pameran seni rupa bertajuk Perayaan Budaya Tuli, yang dibuka pada Jumat (27/9/2024) sampai Minggu (29/9/2024). Pameran yang menjadi bagian dari perayaan Pekan Tuli Internasional 2024 itu buka pukul 15.00 WIB hingga 22.00 WIB.

Advertisement

Karya yang dipamerkan ada bentuk gerabah, lukisan dengan media kain atau kaus, dan kolase dari kertas. Pada hari berikutnya bakal diadakan workshop kolase dan workshop rajut.

Ketua DPC Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (Gerkatin) Kota Solo, Galih Saputro, mengatakan pameran tersebut diharapkan bisa berkelanjutan lantaran teman tuli membutuhkan ruang belajar lebih. Kegiatan pameran tersebut juga bisa menjadi salah satu sarana belajar.

Advertisement

Ketua DPC Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (Gerkatin) Kota Solo, Galih Saputro, mengatakan pameran tersebut diharapkan bisa berkelanjutan lantaran teman tuli membutuhkan ruang belajar lebih. Kegiatan pameran tersebut juga bisa menjadi salah satu sarana belajar.

“Jadi pasti ke depannya kami akan mengadakan kegiatan lagi. Kali ini kami coba mengadakan pameran sendiri, tentu dalam prosesnya ada ekspertis seni yang mengajari kami,” kata dia kepada Espos dengan bahasa isyarat ketika ditemui selepas pembukaan pameran, Jumat (27/9/2024).

Pameran tersebut merupakan hasil dari kolaborasi antara teman tuli dan teman dengar. Galih menyebut melalui kolaborasi ini baik teman tuli dan teman dengar bisa saling belajar satu sama lain. Termasuk belajar saling memahami dan berkomunikasi.

Advertisement

“Jadi apa yang mereka [teman tuli] ceritakan atau apa yang ingin mereka sampaikan bisa lewat visual entah itu dari seni lukis atau foto. Kami sebelumnya juga sempat pameran foto. Jadi kami menyuarakan apa yang tidak bisa kami sampaikan dengan suara, tapi melalui foto,” kata dia.

Budaya Tuli

Koordinator Pusat Bahasa Isyarat Indonesia (Pusbisindo) Jawa Tengah, Aprilian Bima Purnanta, mengatakan pameran seni rupa ini merupakan hasil karya dari teman tuli dan teman dengar. Pameran itu menjadi wadah ekspresi untuk mencurahkan isi hati melalui seni. 

“Dari karya seni ini kita bisa tahu karakter teman-teman tuli seperti apa, ekspresi yang terpendam dari teman-teman, atau hasil curhatan melalui seni itu seperti apa, itu yang kami tampilkan,” kata dia kepada Espos selepas pembukaan pameran, Jumat (27/9/2024).

Advertisement

Bagi Bima yang juga merupakan teman tuli, pameran itu diharpakan bisa menjadi sarana untuk memperkenalkan budaya tuli. Hal itu sejalan dengan tajuk pameran. Menurutnya, teman tuli mempunyai budaya tersendiri.

“Misalnya teman tuli itu memiliki budaya memakai bahasa isyarat, mulai dari memanggil, ada nama isyarat. Lalu ada budaya tuli lagi yakni kontak mata, jadi komunikasi harus kontak mata. Lalu budaya tuli seperti meminta perhatian ke banyak orang dengan melambaikan tangan, dan lainnya,” kata dia.

Dia mengatakan dengan memahami budaya tuli akan timbul saling memahami antara teman tuli dan teman dengar. Dia ingin antara teman tuli dan teman dengar bisa saling belajar, berbagi, dan bertukar pikiran.

Advertisement

Ketua Deaf Volunteering Organization (DVO) Solo, Is Choliza, mengatakan ini merupakan kali pertama teman tuli terlibat langsung dalam penyelenggaraan pameran. Dia berharap ke depan teman-teman tuli bisa belajar dari segi manajemen dan keorganisasian.

Pameran yang berlangsung tiga hari ini merupakan hasil kolaborasi antara DPC Gerkatin Kota Solo, Pusbisindo Jawa Tengah, DVO Solo, Ruang Tengah, dan Kopi Parang.

Advertisement
Suharsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif