Esposin, SUKOHARJO -- Bupati Sukoharjo tampil mengenakan pakaian adat Palembang Aesan Gede berwarna merah lengkap dengan hiasan kepala di Kirab Budaya Hari Jadi ke-77 Kabupaten Sukoharjo, Sabtu (15/7/2023). Ada alasan di balik pilihannya tersebut di saat banyak pejabat lain mengenakan pakaian adat Jawa.
Etik mengaku memilih pakaian adat Palembang dengan alasan kebinekaan. "Saya ingin memakai pakaian yang berbeda dari tahun kemarin. Tahun kemarin sudah memakai adat Jawa, saat ini saya memakai adat yang berbeda. Pak jokowi selalu memakai pakaian adat yang bergonta-ganti saya juga ingin memakai pakaian adat, kita [Sukoharjo] kan juga bhineka tinggal ika," papar Etik seusai sidang paripurna istimewa di DPRD Sukoharjo, Sabtu.
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Sebagai informasi, Aesan gede merupakan pakaian adat masyarakat Sumatra Selatan yang biasanya dipergunakan dalam upacara pernikahan. Aesan berarti perhiasan, sementara gede bermakna nenek atau leluhur. Penamaan aesan gede berkaitan dengan julukan Sumatra sebagai pulau emas.
Pakaian tersebut termasuk salah satu jenis kain songket yang dulunya sering dipergunakan para kaum bangsawan pada masa Kerajaan Sriwijaya yang menganut kepercayaan Hindu-Budha.
Pakaian yang dikenakan Bupati Etik tersebut memiliki nuansa merah dan emas. Ia juga mengenakan hiasan kepala berupa Bungo Rampai yang mempunyai bentuk seperti bunga cempaka bertangkai dan bernuansa emas. Selain itu Etik juga mengenakan Gandik seperti ikat kepala dari kain beludru merah pada bagian atasnya di hiasi ornamen melati segar. Gelung Malang berbentuk sanggul juga dikenakan Etik.
Sementara dalam kirab budaya peringatan Hari Jadi ke-77 Sukoharjo Unsur Forkopimda Sukoharjo bersama istri dan suami serta para aparatur sipil negara (ASN) memakai pakaian adat Jawa, yakni beskap kejawen jangkep dan kebaya.
"Harapan kami dengan 77 tahun Kabupaten Sukoharjo hari ini kami berharap apa yang menjadi visi misi kami bisa tercapai semua. Selain itu apa yang menjadi harapan masyarakat Sukoharjo juga bisa terealisasi," ungkap Etik.
Ia berharap semua pembangunan, pertumbuhan ekonomi, kesehatan masyarakat, dan lainnya berjalan lancar. Etik juga mengimbau masyarakat untuk tetap bersatu menjaga kerukunan di Sukoharjo di tahun politik pada 2024. "Perbedaan mangga sing penting guyub rukun, bareng-bareng membangun Sukoharjo ini," imbau Etik.