Esposin, SOLO — Pedagang selongsong ketupat di Pasar Legi, Solo, kebanjiran pembeli setelah Lebaran 2015. Omzet pedagang pun berlipat ganda karena permintaan selongsong ketupat meningkat.
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
Pada Rabu (22/7/2015), puluhan pedagang selongsong ketupat memadati emperan kios Pasar Legi. Selain itu, banyak pula pedagang yang menganyam janur di sekitar tempat parkir dan pos keamanan pasar.
Mayoritas penjual merupakan pedagang dadakan yang berasal dari Bantul, Yogyakarta.
Salah satu pedagang, Ponirah, mengaku berjualan sejak Senin (20/7/2015). Pedagang berusia 44 tahun itu telah menyiapkan ratusan janur untuk dibuat ribuan selongsong ketupat.
Saat musim Lebaran, dia bisa menjual hingga 700 selongsong ketupat. Satu ikat yang berisi sepuluh selongsong ketupat dijual seharga Rp5.000.
“Pas laris saya bisa menjual sampai 700 selongsong ketupat tiap hari. Paling laris biasanya dua hari terakhir, Rabu dan Kamis [23/7/2015],” paparnya kepada
Menurutnya, meningkatnya permintaan selongsong ketupat itu biasa terjadi setelah Lebaran di Kota Solo.
Apalagi, dalam tradisi masyarakat Solo, ada perayaan Bakada Ketupat yang biasa dilakukan tujuh hari setelah Idulfitri.
Sementara, peningkatan penjualan selongsong ketupat juga dirasakan oleh pedagang lain, Yono.
“Hari ini tadi sudah lumayan ramai. Besok mungkin lebih ramai lagi karena Jumat [24/7/2015] sudah Bakda Ketupat,” ujarnya.
Dia menjual ketupat seharga Rp5.000/ikat. Untuk pembeli yang membeli dalam jumlah banyak, dia memberikan harga Rp4.000/ikat.
Sebelum di Pasar Legi, warga Bantul tersebut juga berjualan selongsong ketupat di Yogyakarta. Sebab, tradisi ketupat di Kota Gede bersamaan dengan perayaan Idulfitri.