Penegasan itu disampaikan Ketua DPC Organisasi Gabungan Pergusaha. Angkatan Darat (Organda) Wonogiri Edy Poerwanto, Sabtu (5/7/2014). Menurut Edy, 100% armada sudah siap. “Kebutuhan bus tak kurang. Pasalnya kekurangan itu bisa ditutup oleh pemilik bus-bus pariwisata yang sekarang mulai menggeliat.”
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
Dicontohkannya, harga ban, kini Rp3,4 juta/buah atau naik Rp800.000/buah dibanding setahun lalu yang hanya Rp2,6 juta. Pemilik bus Sumba Putra ini berharap, pemerintah memberi subsidi selektif agar angkutan rakyat bisa bertahan.
“Jumlah penumpang tetap sementara kendaraan pribadi setiap tahun bertambah. Jika tidak ada regulasi pembatasan kendaraan di jalan raya akan membuat pengusaha angkutan tergusur.”
Edy menyatakan, sebagian pengusaha telah melakukan diversifikasi usaha. Sekarang, ujarnya, sebagian pemilik bus tak hanya konsentrasi di pelayanan reguler namun merambah ke sektor pariwisata. Pada bagian lain, mantan Ketua KONI Wonogiri itu mengatakan kondisi jalan di Jateng lebih baik dibanding tahun lalu. “Kami berharap, petugas lalu lintas bisa mengatur kelancaran arus dan kru berdisiplin.”
Pada bagian lain, Edy menyebutkan, pengusaha bus Wonogiri mendapat order sebanyak 60 buah bus untuk melayani program mudik gratis dari Kementerian Perhubungan. “Ada permintaan dan tinggal negosiasi harga. Kementerian minta pembayaran dilakukan di belakang hari.”
Edy menyatakan, dirinya mengoperasikan 28 bus selama Lebaran tahun ini. “Sudah ada order empat buah bus.”
Sementara itu, pemilik bus PO Tunggal Dara, Mulyadi mengatakan, sebanyak 50 buah bus miliknya dioperasikan selama Lebaran. Menurutnya, selain bus reguler dirinya juga mengoperasikan enam bus pariwisata. Sebelumnya, Kasi Sarana dan Angkutan Ditlantas Polda Jateng, Kompol Aidil Fitrisyah meminta pengendara memperhatikan kerawanan macet di delapan kabupaten/kota. Yakni Kabupaten Brebes, Pekalongan, Kota Semarang, Ungaran, Banyumas, Cilacap, Demak dan Rembang.
“Brebes, Demak dan Rembang menjadi pintu masuk ke Jateng sehingga perlu diantisipasi kemacetan karena tak ada jalur alternatif. Kemacetan arus lalin di Kabupaten Pati tidak seberapa karena ada jalan lingkar,” jelasnya.