Esposin, KLATEN – Sebanyak 7.000-an kepala keluarga (KK) yang tersebar di belasan kecamatan di Klaten belum menikmati aliran listrik.
Berdasarkan data yang dihimpun Beberapa faktor yang menyebabkan ribuan warga di Kota Bersinar belum berlistrik, seperti berada di daerah terpencil yang tak terjangkau jaringan listrik dan kemiskinan. “Mulai awal tahun kemarin, kami sudah mendata kecamatan mana saja yang belum berlistrik di Klaten. Setelah menggandeng seluruh kecamatan di Klaten [26 kecamatan], kami mendapatkan data itu. Tentu ini menjadi persoalan bagi kami,” kata Kepala Bidang (Kabid) Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Klaten, Widoyo, saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Kamis (30/4/2015). Salah satu cara guna mengatasi persoalan tersebut, lanjut Widoyo, pihaknya bakal mengupayakan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di beberapa daerah yang belum berlistrik secara berkesinambungan. Sayangnya, pembangunan PLTS ini membutuhkan dana yang tidak sedikit.
“Biayanya tergolong mahal. Satu PLTS membutuhkan Rp140 juta. Itu pun hanya mampu menerangi tujuh rumah dan tiga titik Penerangan Jalan Umum (PJU). Memang tidak sebanding antara biaya yang dikeluarkan dengan capaian target karena hanya untuk penerangan. Tapi, PLTS ini yang paling masuk akal dilakukan [dibandingkan memasang jaringan listrik baru dengan menggandeng Perusahaan Listrik Negara (PLN)],” katanya. Kasi ESDM DPU Klaten, Farlinawati, menambahkan proyek PLTS yang akan menjadi percontohan di Klaten berada di Kemalang. Sesuai rencana, pembangunan PLTS di kawasan tersebut dilakukan dalam waktu dekat. “Itu akan menjadi rintisan pertama PLTS di Klaten [dikerjakan CV. Adi Nugroho]. Di Kemalang memang menjadi skala prioritas untuk segera ditangani karena faktor geografi [dataran tinggi dan cenderung terpencil],” kata dia.