Boyolali (Esposin)--Banjir lahar dingin telah menerjang kawasan yang menghubungkan Desa Tlogolele, Kecamatan Selo dengan Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Oleh karena itu, Pemkab Boyolali pun memberlakukan ronda malam. Selain itu, warga setempat diminta menjauhi aliran sungai.
“Ronda malam mulai diberlakukan. Selain itu, warga diminta untuk menjauhi aliran sungai. Jembatan yang tertutup material Merapi itu tidak bisa dilalui kendaraan. Sehingga penduduk hanya bisa berjalan kaki,” tutur Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbangpolinmas) Boyolali, Hasannudin seusai penyisiran ke Tlogolele, Jumat (4/11/2011).
Hasannudin menambahkan pihaknya tengah berkoordinasi dengan rekanan proyek yang tengah menggarap jembatan di Selo untuk mengoperasikan alat berat. Alat tersebut akan digunakan untuk menyingkirkan material terutama bongkahan batu besar yang berada di tengah jembatan.
Diakui, pembersihan ini sifatnya hanya sementara. Sebab, material yang ada sudah cukup tebal. Meskipun demikian, kondisi warga setempat masih aman. Sebab, terjangan lahar dingin ini jauh dari pemukiman penduduk. Pihaknya juga telah menyiapkan logistik jika sewaktu-waktu diperlukan.
“Tlogolele masih bisa dijangkau dengan jalan kaki jika melewati jembatan yang terkena lahar dingin ini. Akan tetapi, untuk kendaraan roda dua ataupun lebih harus memutar lewat Muntilan,” imbuhnya.
Sementara itu, Camat Selo, Subiso mengatakan hingga jembatan yang menghubungkan baik dari wilayah Boyolali dan Kabupaten Magelang ke arah Tlogolele masih tertutup lahar dingin setebal 1,5 meter.
Jembatan Trising ini tertutup material Gunung Merapi yang membawa ribuan meter kubik berisi pasir dan sebagainya. Lahar dingin ini menerjang akses vital kedua daerah sejak Kamis (3/11/2011) sore.
(rid)