Esposin, KLATEN -- Warga Dukuh Kropakan, Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom, Klaten, kembali menemukan artefak kuno dari era Mataram Kuno berupa guci. Kali ini, guci yang ditemukan berukuran kecil.
Guci ditemukan di lahan untuk pembuatan batu bata milik warga setempat pada kedalaman 40 sentimeter dari permukaan tanah. Saat ditemukan, guci itu dalam posisi berdiri.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Guci kuno yang diperkirakan dari abad IX itu ditemukan pada Senin (15/1/2024) sore di lahan milik warga bernama Yoko. Namun, guci ditemukan bukan oleh Yoko melainkan oleh Mikshan yang juga warga Kropakan.
"Keesokan harinya [Selasa (16/1/2024)] dilakukan penggalian tanah di sekitar temuan itu. Guci kemudian diserahkan ke Mas Pupun [ketua kelompok pemuda RW 014, Dukuh Kropakan] untuk disimpan di basecamp,” kata pegiat cagar budaya Klaten, Hari Wahyudi, saat berbincang dengan Esposin, Rabu (17/1/2024).
Saat ditemukan, lanjut Hari, bagian dalam guci itu penuh tanah liat kering. Ukuran guci itu tingginya 9 sentimeter dengan diameter tengah 12 sentimeter. Diameter mulut dan pantat guci yakni 8 sentimeter.
Guci kuno itu diperkirakan merupakan peninggalan dari masa Dinasti Tang abad ke-9 Masehi. “Dimensinya memang kecil [dibandingkan temuan-temuan guci sebelumnya]. Tetapi, guci yang ditemukan memiliki kuping, diduga fungsinya untuk menyimpan minuman semacam arak,” jelas dia.
Selain guci, ada temuan berupa dua batu umpak dari batuan andesit monolit. Namun, dua batu umpak itu sudah pecah meski masih menyisakan lubang cerukan khas umpak bangunan. Tak hanya itu, ada temuan lain berupa batu patok yang diperkirakan dari masa kolonial yang umumnya digunakan sebagai penanda triangulasi.
Objek diduga cagar budaya (ODCB) kerap ditemukan warga terutama di kawasan yang menjadi tempat untuk pembuatan batu bata di Kropakan, Klaten. Termasuk beberapa kali temuan guci yang masih dalam kondisi utuh maupun berupa pecahan.
Selain guci, warga menemukan satu struktur sumur kuno. Pecahan-pecahan gerabah juga banyak ditemukan di Kropakan. Warga bersama pegiat cagar budaya hingga kini terus berkomunikasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) ihwal temuan-temuan di Kropakan.
Beberapa kali peneliti BRIN mendatangi Kropakan. Banyaknya temuan artefak kuno mengindikasikan pernah berdiri perkampungan di wilayah itu pada era Mataram Kuno yang berkuasa di Tanah Jawa pada abad ke-8 hingga 11 Masehi.
Temuan-temuan di Kropakan memiliki kemiripan dengan temuan di Situs Liyangan, Temanggung.