Meskipun namanya rujak, sajian ini rasanya sama sekali tidak pedas. Justru minuman ini bisa menghangatkan badan karena menggunakan jahe sebagai salah satu bahannya. Dari tampilannya, sekilas rujak degan tampak mirip es degan. Setelah dinikmati, baru terasa perbedaannya. Menyegarkan sekaligus menghangatkan.
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
Rujak degan tak hanya segar disajikan selagi hangat, tapi juga nikmat dalam keadaan dingin. Ketika menikmati minuman ini, Anda bukan hanya mendapatkan hangatnya rasa jahe, tapi juga harumnya aroma pandan. Minuman ini sangat cocok dipadukan dengan gula merah atau gula jawa sebagai pemanis.
Rujak degan di Kota Solo antara lain ditawarkan oleh Wiji di pojok gang, sebelah barat belakang Pasar Kadipolo. Wiji sudah 25 tahun berjualan rujak degan. Sejatinya, selain rujak degan, ada pula kolak pisang di daftar menu warung itu. Namun minuman yang paling digandrungi pelanggan memang rujak degan.
Mayoritas pembeli minuman itu sudah menjadi pelanggan Wiji selama puluhan tahun. Bahkan, menurut cerita Wiji, ada orang Solo yang merantau dan saat pulang kampung menyempatkan diri membeli rujak degannya.
Wiji mulai buka warung pukul 10.00 WIB dan tutup pukul 17.00 WIB. “Rujaknya habis atau tidak, jam 17.00 WIB saya harus tutup,” ujar Wiji yang berjualan bersama suaminya di warung tersebut, saat ditemui Esposin, Selasa (31/12/2013).
Bila sedang ramai, dagangannya sudah habis tiga jam sebelum jadwal tutup warung itu. Namun saat sedang sepi, seperti kala hujan turun, dia harus buka hingga sore.
Sabar, seorang pembeli rujak degan Wiji yang dijumpai Esposin di warung itu, mengatakan rasa rujak degan memang berbeda dari es degan biasa. “Kalau es degan biasa kan mentah, tidak dimasak. Tapi kalau rujak degan dimasak dulu dan aromanya wangi daun pandan,” terang Sabar.
Harganya, kata dia, juga lebih murah dibandingkan es degan yang biasa dijajakan di tepian jalan Kota Solo. Segelas rujak degan dibanderol Wiji dengan harga Rp1.500.