Esposin, SOLO -- Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, menilai, dalam melaksanakan pembangunan yang maju, basisnya ada pada kebudayaan. Menurut pria yang akrab disapa Pakde Karwo itu, pemimpin yang baik senantiasa membuka ruang publik untuk melakukan dialog dengan rakyat.
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
Hal itu disampaikan Soekarwo saat mengisi Kuliah Umum bertema Pembangunan yang Berkeadilan dan Berdaya Saing yang diselenggarakan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo di auditorium kampus setempat, Jumat (17/11/2017). Acara itu dihadiri pula oleh Rektor UNS Solo, Ravik Karsidi.
"Saya sependapat bahwa nilai budaya musyawarah mufakat merupakan bagian penting dalam pengambilan keputusan. Jangan mengambil keputusan berdasarkan suara terbanyak melainkan melalui proses musyawarah untuk mufakat," ungkap Soekarwo.
Pakde Karwo menambahkan seorang pemimpin yang baik juga diharapkan selalu melibatkan rakyat, melihat apa yang diinginkan sebenarnya oleh mereka. Misalkan bagi kalangan petani, pihaknya mengatakan, jangan diliberalisasi.
Dalam sebuah kebijakan pemerintah, ungkap dia, sebaiknya dilaksanakan berdasarkan suara rakyat. "Harus dibuat sebuah perjanjian dengan rakyat," tandasnya dalam kuliah umum yang dimoderatori oleh Direktur Pemberitaan Bisnis Indonesia Arif Budisusilo.
Soekarwo mencontohkan ada sebuah puskesmas di Kota Blitar yang memberikan layanan berdasarkan masukan dari warga setempat.
"Puskesmas di Kota Blitar tersebut buka layanan pada pagi hari. Namun ternyata tidak ada pasien. Akhirnya diundanglah warga yang mayoritas petani. Dalam dialog terungkap bahwa warga berharap layanan kesehatan bisa diberikan mulai sore hari hingga malam hari. Hal itu memang tidak wajar. Namun berdasarkan dialog tersebut, maka jam layanan pun diubah karena untuk pelayanan kepada rakyat hingga puskesmas akhirnya buka mulai pukul 16.00 WIB hingga 21.00 WIB," papar dia.