Esposin, KLATEN – Kontak tani nelayan andalan atau KTNA Klaten merintis program penyediaan benih padi bagi petani. Bahkan rencananya di setiap kecamatan ada tempat penyediaan benih bagi petani.
Rintisan program itu dilakukan di 11 kecamatan dari total 26 kecamatan yang ada di Kabupaten Bersinar. Adapun 11 kecamatan itu meliputi Kalikotes, Bayat, Karangdowo, Polanharjo, Trucuk, Pedan, Delanggu, Juwiring, Wonosari, Jogonalan, serta Tulung.
Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
“Kami siapkan penangkaran benih dan pemasaran benih,” kata Ketua KTNA Klaten, Wening Swasono, saat ditemui wartawan di Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Klaten, Rabu (2/12/2020).
Untuk menjalankan rintisan program itu, ada gelontoran dana dari APBD senilai Rp120 juta. Selanjutnya, pada tahap persiapan, KTNA menggandeng petani yang bakal jadi penangkar di setiap kecamatan. Kemudian varietas benih padi menyesuaikan dengan kebutuhan petani di masing-masing wilayah. “Satu kecamatan satu petani yang menjadi penangkar,” kata dia.
Kajari Klaten Sarankan Warga Terima Uang Ganti Rugi Jalan Tol Solo-Jogja
“Dari penangkaran itu kemudian benih yang dihasilkan dibeli KTNA dan bisa menjadi penyediaan benih mandiri dan dipasarkan melalui KTNA kecamatan. Soal harga nanti akan dibahas bersama petani,” ungkap Wening.
Rintisan itu sudah dimulai akhir tahun ini. Ditargetkan, KTNA di 11 kecamatan mulai memasarkan benih ke petani pada Juli-Agustus 2021. Bahkan Program itu bakal diperluas ke seluruh kecamatan di Klaten yang mencapai 26 kecamatan.
“Pada jangka panjang ada sertifikasi benih. Sehingga KTNA punya produk benih dan menjadi penyedia benih di Klaten. Kalau bisa kami punya label KTNA Klaten,” urai dia.
Usul Asrama Haji Donohudan Jadi RS Darurat Covid-19, Rudy Siap Patungan
Nilai Ekonomi
Untuk diketahui, pengadaan benih mandiri melalui KTNA itu diinisiasi DPKPP Klaten. Kemudian, tujuannya agar para petani di Klaten tak terlalu bergantung dari benih-benih padi yang berasal dari luar wilayah.“Motivasisnya adalah setiap kali ada pengadaan benih kok sumbernya dari luar Klaten. Padahal kita punya potensi pasar yang begitu besar. Saya yakin petani Klaten mampu memproduksi benih sendiri. Kenapa kok tidak membuat benih sendiri untuk dipasarkan di Klaten sendiri? Pasar sudah jelas, kemampuan membuat sudah jelas. Tinggal aspek manajemen, pengaturan saja,” kata Kepala DPKPP Klaten, Widiyanti.
Kimchi Diklaim China, Netizen Korea Selatan Berang
Widiyanti mengatakan nilai ekonomi dari perputaran uang di sektor pertanian sangat besar. Kemudian dari perhitungannya, perputaran uang untuk kebutuhan benih setiap tahunnya hampir mencapai Rp22 miliar. Perhitungan itu diperoleh dari luas tanam padi di Klaten seluas 73.261 ha per tahun dengan harga jual benih per 30 kg sekitar Rp10.000.“Itu baru sirkulasi keuangan untuk memenuhi kebutuhan benih saja. Kalau misal diambil untung 10 persen saja, bisa dapat keuntungan Rp2 miliar. Jadi, kenapa potensi ini tidak dinikmati oleh masyaraka tani di Klaten. Saya bukan anti dengan produk dari luar, tetapi alangkah baiknya kalau potensi yang ada itu bisa dinikmati petani Klaten sendiri,” jelas dia.
Disinggung KTNA Klaten yang menjalankan program itu, Widiyanti menjelaskan KTNA menjadi lembaga yang tak terpisahkan dari para petani. Para pengurus juga menjadi pelaku pertanian. “Paling tidak kalau yang memikirkan orangnya sendiri, pasti akan lebih tenanan,” urai dia.