Krisis air bersih, penutupan aliran Bengawan Solo dari Waduk Gajah Mungkur membuat ribuan pelanggan PDAM waswas.
Esposin, WONOGIRI--Dampak penutupan aliran air Sungai Bengawan Solo (SBS) dari Waduk Gajah Mungkur Wonogiri tak hanya dialami petani tetapi juga pelanggan air minum PDAM Giri Tirta Sari, Wonogiri. Sedikitnya, 8.000 pelanggan air minum PDAM waswas semenjak penutupan 5 Oktober. Pelanggan air minum PDAM khawatir pasokan air minum digilir.
Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
Salah seorang pelanggan asal Kelurahan Giripurwo, Kecamatan Wonogiri, Mardi, mengatakan sejak musim kemarau debit air minum menurun sejak sebulan lalu. “Selama kemarau ini, air minum keluar sedikit tidak banter seperti musim penghujan atau awal musim kemarau," papar dia.
Perusahaan Daerah Air Minum Giri Tirta Sari (PDAM GTS) Wonogiri, Selasa, mulai membendung aliran Sungai Bengawan Solo (SBS) agar pasokan air ke intake PDAM normal.
Pemantauan Esposin di lokasi, puluhan pegawai PDAM bergotong-royong membendung aliran SBS. Upaya membendung aliran SBS rutin dilakukan setiap tahun. Jangka waktu bendung selama sebulan atau sejak aliran SBS ditutup hingga dibuka lagi.
Aliran SBS dari Waduk Gajah Mungkur Wonogiri ditutup sebulan untuk perbaikan saluran Dam Colo.
Tahun ini, aliran air di Dam Colo mulai ditutup sejak 5 Oktober. Direktur PDAM GTS Wonogiri Sumarjo mengakui penutupan aliran air menyebabkan pasokan air untuk pelanggan PDAM berkurang separuh atau 50%.
Menurutnya, selama sebulan pasokan air minum ke pelanggan terganggu. “Upaya membendung aliran SBS dimaksudkan agar produksi air tetap maksimal. Minimal sehari bisa 70 liter per detik agar 8.000 pelanggan air minum di wilayah Kota Wonogiri dan Selogiri tidak bergiliran mendapatkan air minum.”