Esposin, SOLO -- Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK Kota Solo masih mendata jumlah pasti penerima dana PIP yang belum mencairkan dana itu. Hal itu menyusul terungkapnya kasus dugaan korupsi oleh Novita Herawati, 45, mantan teller BRI cabang Slamet Riyadi, Solo.
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
Banyak penerima dana Program Indonesia Pintar (PIP) 2016 di sekolah menengah kejuruan (SMK) di Kota Solo belum mencairkan bantuan tersebut. Hal itu disampaikan Sekretaris II MKKS SMK Kota Solo, Saefudin Azis, Kamis (15/3/2018).
"Sementara ini untuk Kota Solo baru didata MKKS. Pendataan tersebut masih jalan karena penerima banyak penerima bantuan yang sudah lulus dan berada di luar kota," ujar Aziz melalui ponsel.
Baca juga:
- Tilap Bantuan Siswa Miskin Rp725,5 Juta, Teller BRI Ditahan Kejari Solo
- Eks Teller BRI Tilap Bantuan Siswa Miskin Demi Gaya Hidup Mewah
"Penerima dana PIP 2016 saat ini ada yang sudah lulus. Sebagian mereka mungkin bekerja di luar kota dan sulit dihubungi. Tapi sejauh ini yang alamatnya masih tercatat di kami tetap kami upayakan untuk menghubungi," katanya.
Terpisah, Sekretaris MKKS SMK Kota Solo, Suyono, menuturkan terkait kasus dugaan korupsi dana PIP 2016 tersebut, sebelumnya memang ada beberapa pihak yang dipanggil Kejaksaan Negeri (Kejari) Solo untuk dimintai keterangan seputar kasus tersebut. Akibat korupsi yang dilakukan Novita Herawati, para penerima dana PIP 2016 tidak bisa mencairkan dana tersebut.
Menyusul adanya kejadian itu, saat ini pencairan dana PIP dialihkan ke bank lain. "Tapi saat ini sudah ada sebagian yang mencairkan. Untuk yang belum saat ini masih didata," tandasnya.