Esposin, SOLO– PDAM Toya Wening memprediksi konsumsi air bersih warga Solo akan mengalami kenaikan sebesar 30% saat musim kemarau. Masyarakat diminta untuk lebih bijak menggunakan air.
Hal itu disampaikan Sub. Humas Divisi Sekretaris Perusahaan PDAM Solo, Wahyu, saat ditemui Esposin, belum lama ini.
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Wahyu mengatakan bila musim penghujan konsumsi rata-rata per-rumah yang dihuni empat orang adalah 9-12 kubik (1 kubik=1.000 liter) dalam satu bulan. Sedangkan saat musim kemarau konsumsinya menjadi 12-15 kubik atau bahkan lebih dalam satu bulan.
“Saat kemarau biasanya konsumsi air bersih para pelanggan meningkat 30 persen. Sebagai contoh untuk keluarga dengan 4 orang dalam sebulan konsumsinya meningkat menjadi 12-15 kubik bahkan lebih dibandingkan sebelumnya saat musim penghujan 9-12 kubik saja,” kata dia.
Lebih lanjut, menurut dia, kenaikan konsumsi air bersih selama musim kemarau disebabkan banyak faktor. Mulai dari mengeringnya sumur air tanah sehingga warga beralih ke pasokan air PDAM, intensitas mencuci yang meningkat, hingga penggunaan lainnya.
Namun demikian, dia memastikan bahwa pasokan air yang disediakan PDAM kepada pelanggan tetap aman selama musim kemarau selama tidak ada kejadian luar biasa. Seperti pipa utama pecah atau ada pencemaran dengan level sangat parah di Sungai Bengawan Solo yang cukup sering terjadi saat musim kemarau tiba.
“Ketika Bengawan Solo tercemar parah maka kami akan menyetop pengolahan air selama 15 jam. Dan selama 15 jam kami sudah punya tabung cadangan untuk memenuhi kebutuhan seluruh pelanggan di Solo,” lanjut dia.
Upaya lain yang biasa dilakukan PDAM ketika sungai tercemar, kata dia, adalah berkoordinasi dengan Perum Jasa Tirta untuk membuka pintu air Waduk Gajah Mungkur untuk memperbesar debit air Bengawan Solo. Dengan debit air yang lebih besar maka limbah-limbah tersebut bisa hanyut dan tidak masuk ke perangkap air PDAM.
Menurut dia, bagi sebuah perusahaan dengan meningkatnya konsumsi air bersih selama kemarau tentu akan menjadi cuan lantaran tagihan air warga akan naik. Namun begitu, ia berharap warga untuk tetap menggunakan air dengan bijak.
“Bagi perusahaan tentu ini momen ini (kenaikan konsumsi air) menjadi semacam dilema. Di satu sisi “menyenangkan” karena uang yang masuk ke PDAM bertambah. Akan tetapi, kami juga ingin kelangsungan atau keberlanjutan air bersih juga tetap terjaga, jadi kepada warga Solo gunakan air bersih dengan bijak,” jelas dia.
Sementara itu, salah seorang warga Mojosongo, Dimas, 25 membenarkan bahwa konsumsi air bersih di rumahnya mengalami peningkatan setidaknya dalam 2 bulan terakhir.
Sebelumnya tagihan air PDAM-nya pada April senilai Rp22.000, sedangkan saat Mei, yang dimana merupakan awal musim kemarau di Solo, meningkat menjadi Rp26.000.
“Selama kemarau konsumsi air paling besar di rumah saya digunakan untuk mencuci (baju, alat masak, dan alat makan). Dan untuk mandi,” kata dia saat dihubungi Esposin, Senin (10/6/2024).