SOLO — Jajaran Pengurus Yayasan Rumah Sakit Islam Surakarta (Yarsis) mempertanyakan keabsahan jajaran direksi baru Rumah Sakit Islam Surakarta (RSIS) yang dilantik Ketua Umum (Ketum) Yarsis, HM Amin Romas. Hal ini lantaran pemilihan direksi tersebut ditentukan sepihak oleh ketum yayasan.
Menurut Ketua Pengawas Yarsis, HM Amien Gunadi, sebelum pelantikan pengurus yayasan yang baru, ada tim seleksi yang menyeleksi calon-calon pemimpin yayasan. Kemudian tim seleksi memilih dan merekomendasikan tiga nama pada masing-masing jabatan. Tiga nama tersebut berstatus rekomendasi, disarankan dan tidak disarankan. Namun pada rapat pengurus, ketum memilih secara sepihak direksi baru tanpa melalui musyawarah. Padahal pemilihan harus dilakukan oleh pengurus melalui rapat pengurus.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
“Pada rapat pengurus, ketum masuk dan langsung membacakan direksi baru kemudian meninggalkan ruang rapat. Kami [pengurus] sepakat meneruskan rapat dan memilih direksi baru sesuai aturan. Maka dari itu, kami mempertanyakan rilis yang ada di koran SOLOPOS edisi Selasa [26/2/2013] yang menyebutkan adanya direksi baru. Padahal kami belum melantik direksi baru,” ungkap Amien kepada Esposin, saat bersama sejumlah pengurus Yarsis berkunjung ke Griya Solopos, Selasa (26/2/2013).
Dalam kunjungannya tersebut, Amien bersama dengan pengawas yayasan Nurhasan Akbar, ketua tim seleksi M As’ad dan pengurus Magna PN, Indriyati N, Siti Nurjanah dan M Jamaluddin. Nurhasan menuding, Amin Romas ingin memiliki yayasan padahal yayasan tersebut milik umat, bukan perseorangan. Lebih lanjut, Nurhasan juga menjelaskan selama ini pemilihan direksi selalu ditunjuk langsung oleh ketum. “Sekarang kami [pengurus] solid dan kami ingin menegakkan aturan yang ada,” terangnya.