Sragen (Esposin) - Kondisi warga penderita antraks di Miri, Sragen, Rabu (18/5) mulai membaik.
Luka yang dialami 13 warga yang diduga terjangkit bacillus anthracis, penyakit menular dari sapi yang bisa menimbulkan bisul bernanah, mulai mengering. Namun satu orang warga, Suradi, masih dirawat di RSUD Sragen.
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Menurut Kadus III Desa Brojol, Yoso Purnomo, saat ini tidak ada penambahan korban antraks. "Sapi yang mati juga tidak bertambah karena telah dilakukan penyemprotan dan penanggulangan untuk antisipasi penyebaran," ungkapnya saat dihubungi Espos.
Ia menambahkan, posko untuk pengobatan warga juga masih didirikan. Rencananya, posko tersebut didirikan selama sepekan, tetapi posko dipindah ke tempat yang lebih aman dan berjarak agak jauh. Jika terlalu dekat, kata dia, dikhawatirkan juga terkena penyakit.
Warga juga masih mendapat pengobatan serta suntikan dua kali dalam sehari. Pengobatan yang diminum diberikan kepada 250 orang yang sakit maupun tidak sebagai upaya preventif. Sementara penyemprotan di kandang dilakukan selama tiga kali di Dukuh Rejosari dan sekali di Dukuh Bibis.
Rabu kemarin, lanjut dia, perwakilan dari Pemkab Sragen dan Polres Sragen meninjau para korban dan memberikan pengarahan kepada warga. "Rabu malam juga ada penyuluhan dari Puskesmas Miri dan Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Sragen untuk antisipasi penyebaran penyakit," imbuhnya.
aak