Esposin, BOYOLALI -- Pemerintah Desa (Pemdes) Banyuanyar, Kecamatan Ampel, Boyolali, Jawa Tengah, menargetkan akan mengintegrasikan produk-produk yang dimiliki di masing-masing dukuh atau dikenal one village one product. Realisasi tersebut dimulai dengan village tour dan bersih desa yang diadakan Pemdes Banyuanyar, Jumat (11/2/2022).
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Village Tour Banyuanyar ini mengarahkan para wisatawan untuk berjalan-jalan yang diawali dengan berwisata ke kampung kopi, kemudian ke kampung seni budaya dan berakhir di kampung susu.
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
“Karena ada event tahunan yang berupa bersih desa ini, itu menjadi potensi lokal desa yang bisa ditingkatkan menjadi wisata desa. Makanya pada hari ini, 11 Februari, kami kemas sekaligus dengan teman-teman penggerak IT desa atau rakit desa. Dikemas dalam rangka untuk merintis implementasi desa wisata edukasi Kampus Kopi,” kata Kepala Desa Banyuanyar, Komarudin, Jumat lalu.
Baca juga: Banyuanyar Village Tour Padukan Merti Desa dan Wisata Kopi Boyolali
Lebih lanjut, Komarudin menjelaskan Kampus Kopi adalah sebuah singkatan dari Kampung Susu dan Kopi. Namun dia menginginkan kata kampus di dalamnya tidak hanya sebagai singkatan, tapi nanti dapat menjadi kampus selayaknya orang belajar.
“Jadi nanti teman-teman [wisatawan] datang, bisa menghadiri event kegiatan tahuan, sekaligus berwisata edukasi atau belajar ke pertanian dan peternakan kami yang terintegrasi. Integrasi maksudnya lahan kopi, lahan jahe, kandang susu masyarakat sampai terintegrasi dengan pengolahannya sampai siap saji,” jelasnya.
Proses Pengolahan Produk Unggulan
Lebih lanjut, Kades Banyuanyar menjelaskan dari sembilan dukuh di kampungnya, telah ada lima dukuh atau kampung dengan produk-produk unggulannya.“Jadi kami menyebutnya one kampung one product, ada kampung seni budaya di Dukuh Dukuh. Ada kampung kopi di dukuh Ngemplak, kampung jahe di Jumbleng, kampung susu di Wangan, dan kampung tanaman obat keluarga [Toga] di Banyuanyar. Rencananya tahun ini kami akan membuat kampung anggur di Dukuh Grenjeng,” kata Komarudin kepada Esposin.
Baca juga: Dua Tahun Mati Suri, Batik Glugu Khas Boyolali Segera Bangkit Lagi
Ke depan, masyarakat yang berwisata dan belajar di Kampus Kopi Banyuanyar akan dapat melihat proses dari awal suatu produk hingga produk tersebut diolah menjadi produk-produk lain.
“Misal kopi, bisa diolah jadi kopi standar kafe dengan berbagai macam varian. Kalau jahe kami itu produk organik. Kami mendapat binaan dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian [BPTP] Semarang dan Dinas Pertanian. Selanjutnya mengolah jahe jadi serbuk jahe, dodol jahe, dan sebagainya,” ungkapnya.
Komarudin menjelaskan program terintegrasi ini akan dimanajemen oleh Badan Usaha Milik Desa (BumDes) Banyuanyar.
“Ini akan dibuat di bawah manajemen BUMDes Kampus Kopi, pelaku-pelaku utamanya sesuai dengan unit usahanya. Ya ada unit desa wisata, unit UMKM, dan lain-lain, nanti dibantu oleh tim IT yaitu kader penggerak IT (Rakit),” katanya,
Baca juga: 3 Hari Anggota Selasar Jelajahi Cepokosawit Boyolali, Ini Kegiatannya
Komarudin berharap, baik kegiatan kampung yang berbasis ekonomi atau berbasis seni budaya. Semua kampung yang telah dipetakan dapat berkolaborasi.
“Kami harap, selain menjadi rujukan desa wisata edukasi, kami juga menjadi desa vokasi. Jadi desa kami menjadi tempat belajar pengolahan susu, pengolahan kopi, jahe, belajar tentang seni budaya, dan lain sebagainya,” harapnya.